Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Impor Listrik dari Malaysia, Pembangunan Gardu PLN di Kalbar Terganjal Dana

Kompas.com - 15/09/2014, 15:41 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Pendanaan proyek gardu induk Bengkayang di Kalimantan Barat belum diputuskan pemerintah. Direktur PT PLN (Persero) Nur Pamudji menuturkan dibutuhkan Rp 44 miliar untuk membangun gardu induk yang akan menyimpan listrik dan menyalurkan listrik yang diimpor dari Malaysia itu.

"Jadi kebutuhannya Rp 44 miliar. Dananya semula dari APBN, multiyears, namun ini masih dalam proses pengusulan ke Kemenkeu," ucap Nur ditemui usai rapat kerja dengan Komisi VII DPR RI, Jakarta, Senin (15/9/2014).

Lebih lanjut Nur mengatakan, seandainya pendanaan dari pemerintah tidak diperpanjang, PLN siap untuk mencari jalan lain. "Pendanaan akan ke mana, ini saya tanya pemerintah. Ini didanai APBN atau PLN? Kalau diminta PLN, ya dijalankan. Orang disuruh begitu," kata Nur.

Dia mengatakan, meski terlambat dibangun lantaran sempat terkendala pembebasan lahan, namun diperkirakan gardu induk Bengkayang bisa diselesaikan pada Juni 2015. "Progress gardu, seluruh tapak tower sudah bebas. Kemudian fondasi beberapa sedang dikerjakan, malah beberapa tower sudah berdiri," sambung Nur.

Sebagai informasi, saat ini PLN sedang mempercepat pembangunan transmisi listrik di perbatasan Indonesia-Malaysia yang akan dipakai untuk mengimpor listrik dari Serawak Malaysia ke Pontianak, Kalbar.

Jaringan listrik Jagoi Babang di perbatasan Serawak menuju Bengkayang tersebut membentang sepanjang 70 kilometer. Gardu listrik Bengkayang sendiri berkapasitas 150 kilovolt.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com