Hal ini diungkapkan Anthony karena dirinya hingga saat ini belum pernah mendengarkan Jokowi membicarakan strategi khusus meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia.
"Dalam pertemuan dengan Presiden SBY beberapa waktu lalu di Bali, Jokowi-SBY hanya bahas subsidi, nggak bicara ekonomi bagaimana meningkatkan ke depan. Apakah kebijakan SBY masih dipakai oleh Jokowi? Padahal pembangunan ekonomi satu-satunya cara meningkatkan kesejahteraan rakyat," tegas Anthony dalam sebuah diskusi di Hotel Acacia Keramat Jakarta Pusat, Rabu (17/9/2014).
Anthony mengatakan, pemerintahan SBY sudah berhasil meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga mencapai 6,5 persen. Untuk itu, beban berat akan diemban Jokowi karena pada pemerintahannya nanti harus bisa mempertahankan prestasi pertumbuhan ekonomi yang telah dicapai SBY.
Ia menyarankan agar Jokowi membangun sektor industri dan perdagangan yang lebih baik lagi dalam rangka pembangunan ekonomi. Anthony menyebut pemerintahan Jokowi harus melakukan kajian mendalam agar visi-visi ekonomi yang diusung tidak hanya sekedar berfilsafat.
Untuk memperbesar ruang fiskal, Anthony memberikan pandangan bahwa pemotongan subsidi bukan satu-satunya cara. Ia menilai Peningkatan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) bisa menjadi cara lain.
"Sebetulnya kita bisa tingkatkan PPN untuk perluas ruang fiskal, dari 10 persen jadi 20 persen bisa dapat Rp 125 triliun. Itu kan juga pilihan," jelasnya.
Bila Jokowi tidak mengubah arah kebijakan ekonomi nanti, Anthony mengkhawatirkan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan terkurung pada angka 3 persen hingga 4,5 persen saja. "Kalau hal tersebut terjadi, artinya kondisi ekonomi Indonesia krisis," ujar Anthony. Terkirim dari Samsung Mobile
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.