Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Naik Rp 100 Miliar, Anggaran Operasional SKK Migas Jadi Rp 1,9 Triliun

Kompas.com - 17/09/2014, 20:32 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Anggaran operasional Satuan Kerja Kegiatan Hulu Minyak Bumi dan Gas (SKK Migas) dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2015 naik tipis Rp 100 miliar, menjadi Rp 1,9 triliun. Tahun ini pagu anggaran operasional SKK Migas sebesar Rp 1,8 triliun.

"Terkait dengan anggaran operasional SKK Migas, Kemenkeu (Kementerian Keuangan) menyampaikan pagu anggaran operasional kegiatan SKK Migas tahun anggaran 2015 adalah sebesar Rp 1,9 triliun," kata Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) ad interim, Chairul Tanjung dalam rapat kerja dengan Komisi VII DPR RI, di Jakarta, Rabu (17/9/2014).

Anggaran tersebut, lanjut Chairul belum disepakati, dan perlu dibahas terlebih dahulu dengan komisi terkait di DPR RI. Chairul menambahkan, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala SKK Migas, Johanes Widjonarko akan memaparkan program-program strategis yang akan dilakukan SKK Migas di tahun 2015.

Dalam kesempatan tersebut Plt Kepala SKK Migas Widjonarko menyatakan, sebagaimana produksi migas yang ditargetkan dalam APBN 2015, 900 MBOPD, maka SKK Migas akan melakukan perencanaan strategis.

"Terkait dengan penetapan atau penugasan yang diberikan dewan kemarin, saat ini kami sedang melakukan pembahasan dengan KKKS dan kita juga secara internal menugaskan mitigasi-mitigasi," terang Widjonarko.

Widjonarko menjelaskan, usulan produksi minyak bumi awalnya 845 MBOPD, namun Komisi VII DPR RI dalam rapat sebelumnya telah mematok target 900 MBOPD. Dia bilang harus ada upaya mitigasi untuk mengejar tambahan 55 MBOPD.

"Khususnya project-project yang diharapkan bisa ditarik ke depan yaitu, diharapkan on stream kuartal pertama 2016 kita tarik secepatnya on stream akhir 2015. Itu yang utama karena itu yang bisa menunjukkan produksi bisa mencapai atau tidak," kata dia.

Adapun, kegiatan lain yang rutin, akan dilakukan lebih mendalam. Pasalnya lapangan minyak bumi yang ada cukup tua, kecuali Cepu dan Bukit Tua yang dioperasikan Petronas. Bukit Tua diharapkan mencapai puncak produksi pada 2016 sebesar 20 MBOPD, dan diharapkan mulai produksi Maret 2015.

Widjonarko berharap, puncak produksi lapangan Bukit Tua juga bisa dimajukan. Selain itu, upaya pemboran pengembangan (development drilling) juga akan ditambah.

"Dengan ini diharapkan ada trend kenaikan investasi. Kami belum bisa bilang berapa, tapi kami telah lakukan konsolidasi internal dan perencanaan yang lebih baik," ucap Widjonarko.

Dia memaparkan ada trend kenaikan investasi SKK Migas dalam kurun waktu tiga tahun terakhir. Pada tahun 2012, SKK Migas mencatat investasi sebesar 17,8 miliar dollar AS, sedangkan pada tahun 2013 investasi meningkat menjadi 21,9 miliar dollar AS. Direncanakan hingga akhir 2014 ini, investasi SKK Migas mencapai 25,6 miliar dollar AS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com