Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 20/09/2014, 13:10 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis


NUSA DUA, KOMPAS.com - Nama Erick Thohir melejit setelah keputusannya membeli klub sepakbola Italia Internazionale Milan alias Inter Milan. Akan tetapi, tak banyak yang tidak tahu apa yang diperoleh Erick saat menjalani pengajuan proses pembelian klub yang berlaga di Liga Italia itu.

"Ketika mau membeli Inter Milan, saya ditanya saya ini siapa. Saya bilang saja, saya orang Indonesia," kata Erick ketika berbicara di Asia Pacific Media Forum (APMF) 2014 di Nusa Dua, Sabtu (20/9/2014).

Menurut Erick, saat ini banyak masyarakat Indonesia yang lupa bahwa Indonesia merupakan negara besar dan kaya dengan potensi yang sangat besar. Selain itu, populasi Indonesia merupakan yang terbesar keempat di dunia. Dalam beberapa waktu ke depan, Indonesia juga akan menjadi satu dari 10 ekonomi terbesar dunia.

"50 persen populasi kita berusia di bawah 40 tahun. Ini merupakan kesempatan besar bagi kita untuk memanfaatkan pasar. Tapi di sisi lain, kalau kita lihat data ekonomi, perusahaan produk asing memainkan peran signifikan," ujar Erick.

Lebih lanjut, ia menegaskan dirinya tak anti asing. Akan tetapi, sebagai warga lokal Indonesia, ada baiknya Indonesia melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan perusahaan asing di Indonesia untuk memanfaatkan besarnya potensi pasar.

"Ini globalisasi dan ada tren. Kita sebagai lokal, kita juga global. Generasi muda Indonesia juga harus menciptakan brand sendiri untuk bersaing atau malah melakukan yang seperti saya lakukan. Karena saya tidak sepintar anda semua, saya mengambil alih brand global," ungkap Erick.

Erick memberi contoh merek mobil Volvo yang aslinya berasal dari Swedia, namun kini dimiliki Tiongkok. "Apa alasannya? Karena mereka mengerti pasar mereka (Tiongkok) besar untuk Volvo.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com