"Olahraga adalah bisnis. Bisnis olahraga tidak lagi hanya olahraga, tapi juga consumer goods dan industri media. Bagi media, olahraga masih menjadi konten paling kuat karena hanya olahraga yang ingin dilihat penonton secara langsung," kata Erick ketika berbicara di Asia Pacific Media Forum (APMF), Sabtu (20/9/2014).
Bagi Inter Milan, klub yang kini dimilikinya, Asia adalah basis fans dengan jumlah penggemar sebanyak 135 juta orang dan terbesar berada di Tiongkok. Di Asia Tenggara, basis fans Inter Milan adalah Indonesia. Untuk tetap menjadikan fans sebagai "napas" bagi klub, Erick mengungkapkan keterkaitan dengan fans menjadi hal yang sangat penting.
Untuk itu, klub tidak hanya mengadakan tur dan coaching clinic, tetapi mampu membangun media sosial juga menjadi hal yang sangat penting. "Dengan digitalisasi, maka akan lebih interaktif antara fans dan klub. Saat kita meluncurkan media sosial, kita targetkan minimal 20 persen adalah local content. Kalau kontennya langsung dari Italia, tidak banyak yang mengerti," ujar Erick.
Untuk dapat terhubung dengan fans, kata dia, perusahaan harus memahami apa yang sebetulnya dibutuhkan pasar lokal. Menurut dia, terhubung dengan fans sangatlah penting. "Fans membuat klub jadi lebih kuat dan konsisten secara bisnis. Klub harus menghargai fans. Jadikan fans sebagai salah satu pemilik klub. Saya hanya mengelola, tapi klub adalah milik fans," ujar Erick.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.