"Pemerintah Jokowi-JK sudah seharusnya menambah perlindungan industri Hulu Migas dan menjadikan industri Hulu Migas salah satu prioritas dan perhatian utama," kata Ekonom Universitas Indonesia Akhmad Syakhroza kepada Kompas.com, Minggu (19/9/2014).
Syakhroza menjelaskan, industri hulu migas selama ini tidak hanya menjadi penghasil devisa, tetapi juga telah menjadi lokomotif pertumbuhan ekonomi Indonesia. Penerimaan bagian negara hulu migas setiap tahun, kata dia, berkisar 36 miliar dollar AS dengan cost recovery sekitar 16 miliar dollar AS dan investasi berkisar 20 miliar dollar AS.
"Jika seandainya besaran multiplier effect economy adalah 10 kali, maka triliunan uang yang berputar di industri hulu migas, betapa dahsyatnya pergerakan kegiatan ekonomi di industri hulu migas," mantan Deputi SKK Migas ini.
Berbagai jasa yang terlibat dalam industri hulu migas juga, lanjut dia, sangat banyak dan beragam. Berbagai Industri ini tentunya dapat mendorong lapangan kerja di sektor migas. "Ada jasa penyediaan kapal dan rig, ada juga jasa cleaning service dan jasa keamanan yang mungkin ada yang nilai kontraknya hanya kisaran Rp 10 juta per bulan," tambahnya.
Namun Syakhroza yang juga Anggota Seknas Jokowi ini menyayangkan, belum ada regulasi dan tatakelola yang jelas dalam industri di sektor ini. Regulasi yang ada selama ini, menurut dia masih kabur sehingga para pengambil keputusan sulit untuk membuat terobosan.
"Stigma boros dan mafia Migas yang begitu sering di kenakan pada industri Hulu Migas juga akan hilang seiring dengan perbaikan regulasi dan tatakelola," tandasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.