"Kenapa BLSM? Karena dengan cash itu fleksibel. Kalau rumah tangga saya perlu untuk beli bibit, saya akan pakai. Butuh obat, saya akan pakai. Butuh sekolah, saya akan pakai," ucap Denni ditemui usai diskusi akhir pekan ini.
Denni mengatakan, kalau BLSM tersebut dirasa tidak cukup, maka pemerintah baru yakni pemerintah Joko Widodo-Jusuf Kalla bisa melakukannuya dengan kompensasi sesuai target.
"Misalnya Beasiswa Siswa Miskin dinaikkan, Bidik Misi dinaikkan, kemudian PKH dinaikkan. Dan itu semua sudah ada kartu perlindungan sosialnya, tinggal kapan pemerintah mau on (jalan)," imbuh Denni.
Lantas, jika diserahkan dalam bentuk BLSM, berapakah idealnya kompensasi yang didapat untuk tiap rumah tangga sasaran? Denni mengatakan, setidaknya sebesar kenaikan harga barang-barang akibat naikknya harga BBM bersubsidi, dan dilebihkan.
"Berapanya, tergantung kenaikannya. Waktu Pak SBY naikkan Rp 1.000 per liter solar, dan Rp 2.000 per liter premium, kompensasinya Rp 600.000. Kalau kenaikannya lebih tinggi (dari zaman SBY), ya Rp 600.000 ke atas," tukas Denni.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.