Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Khawatirkan Tiongkok, Bursa AS Lengser dari Level Tertinggi

Kompas.com - 23/09/2014, 08:01 WIB

NEW YORK, KOMPAS.com - Saham-saham di Wall Street berakhir lebih rendah pada Senin (22/9/2014) waktu setempat (Selasa pagi WIB), mundur dari rekor tertinggi pekan lalu, dalam sebuah penurunan yang dikaitkan dengan aksi ambil untung dan kecemasan tentang pertumbuhan ekonomi Tiongkok.

Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup turun 107,06 poin (0,62 persen) pada 17.172,68. Indeks berbasis luas S&P 500 melemah 16,11 poin (0,80 persen) menjadi 1.994,29, serta indeks komposit teknologi Nasdaq berkurang 52,10 poin (1,14 persen) ke posisi 4.527,69.

Sam Stovall, kepala strategi investasi di S&P Capital IQ, mengatakan, investor membutuhkan istirahat sejenak setelah Dow dan S&P 500 mencapai rekor tertinggi baru pekan lalu di tengah keputusan Federal Reserve mempertahankan kebijakannya, hasil referendum Skotlandia yang menentang kemerdekaan dan rekor penawaran umum perdana raksasa internet Tiongkok Alibaba.

"Orang-orang mengambil keuntungan," kata Michael James, direktur pelaksana perdagangan ekuitas di Wedbush Securities.

Para analis juga menyebutkan penurunan mengejutkan dalam penjualan "existing-home" (rumah yang sebelumnya telah dimiliki atau rumah yang sudah dibangun sebelumnya selama satu bulan atau dikenal juga dengan home resales) di AS pada Agustus dan kekhawatiran tentang data manufaktur Tiongkok yang akan dirilis pada Selasa.

Saham-saham pengembang perumahan turun tajam setelah National Association of Realtors mengatakan penjualan "existing-home" turun 1,8 persen pada Agustus, setelah empat bulan berturut-turut meningkat. Toll Brothers anjlok 3,1 persen serta KB Home dan Lennar keduanya turun 2,8 persen.

Alibaba, perusahaan perdagangan daring (online) Tiongkok, turun 4,3 persen dalam hari kedua perdagangannya. Perusahaan terangkat hampir 40 persen di sesi perdagangan pertamanya pada Jumat lalu.

Yahoo, yang memegang saham 22,4 persen di Alibaba, turun 5,6 persen. Para pengamat mengatakan kemampuan para manajer uang untuk secara langsung berinvestasi di Alibaba memindahkan titik penjualan penting untuk Yahoo.

Perusahaan teknologi lainnya jatuh dalam aksi jual di Nasdaq, termasuk Amazon turun 2,1 persen, Netflix turun 3,2 persen, Priceline melemah 1,7 persen dan Tesla Motors merosot 3,6 persen.

Pemasok ladang minyak AS Dresser-Rand naik 2,6 persen setelah Siemens Jerman mengumumkan akan membeli perusahaan tersebut senilai 7,6 miliar dolar AS.

Perusahaan Jerman lain, pembuat obat-obatan Merck KGaA, mengatakan akan membeli perusahaan bahan kimia khusus AS Sigma-Aldrich sebesar 17 miliar dolar AS. Sigma-Aldrich melesat 33,2 persen lebih tinggi.

Produsen deterjen dan barang rumah tangga Clorox melonjak 7,4 persen setelah mengumumkan pihaknya menutup operasi di Venezuela, yang menjadi tidak menguntungkan karena kontrol harga pemerintah pada produk-produknya. Perusahaan juga menegaskan prospek labanya untuk 2015.

Harga obligasi naik. Imbal hasil pada obligasi 10-tahun pemerintah AS turun menjadi 2,57 persen dari 2,59 persen pada Jumat, sedangkan pada obligasi 30-tahun turun menjadi 3,29 persen dari 3,30 persen. Harga dan imbal hasil obligasi bergerak terbalik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP/ANTARA
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Whats New
Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com