Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 23/09/2014, 08:25 WIB
Robertus Benny Dwi Koestanto

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Nilai tukar rupiah diproyeksikan mencoba memperkuat posisinya di tengah tekanan atas dollar AS, Selasa (23/9/2014). Namun sentimen kenaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi masih membayangi rupiah.

Hampir seluruh data ekonomi AS yang diumumkan semalam memburuk dari periode sebelumnya. Walaupun data Zona Euro juga memburuk, dollar index justru turun dengan euro yang menguat tipis. Bursa saham AS dan Eropa sama-sama melemah hingga dini hari tadi. Pagi ini ditunggu Manufacturing PMI China yang diperkirakan stabil di 50,2.  

Rupiah yang sempat menguat akhirnya ditutup melemah tipis hingga kemarin sore. Terlihat tekanan pelemahan yang sudah jauh berkurang walaupun sentimen penguatan dollar AS masih tersisa di pasar Asia.

Imbal hasil SUN 10 tahun juga kembali turun ke kisaran 8,1 persen seiring dengan imbal hasil US Treasury 10 tahhun yang kembali ke wilayah 2,5 persen.

Menurut riset Samuel Sekuritas Indonesia, buruknya data AS berpeluang semakin menggerus sentimen penguatan dollar AS.

"Harapan kenaikan harga BBM semakin menguat setelah subsidi BBM disepakati lebih rendah dari proposal awal dan munculnya alokasi cadangan perlindungan sosial untuk 2015," tulisnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com