Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Tekan Utang Luar

Kompas.com - 23/09/2014, 09:09 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah bersama Badan Anggaran (Banggar) Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI sepakat untuk menyusun postur anggaran yang lebih sehat di RAPBN 2015 dengan menurunkan defisit anggaran dari 2,32 persen menjadi 2,21 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).

Pendapatan negara dalam postur RAPBN 2015 disepakati sebesar Rp 1.793,6 triliun, sedangkan belanja negara disepakati Rp 2.039,5 triliun. Defisit pembiayaan menjadi sebesar Rp 245,9 triliun, atau sebesar 2,21 persen terhadap PDB.

Defisit dalam postur RAPBN 2015 lebih rendah dari Rancangan APBN 2015 yang mencapai 2,32 persen terhadap PDB, di mana pendapatan dirancang sebesar Rp 1.762,3 triliun, sedangkan belanja negara mencapai Rp 2019,9 triliun.

Pelaksana tugas (Plt) Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Andin Hadiyanto dalam rapat, Senin (22/9/2014) menuturkan, belanja prioritas diusulkan Rp 8,2 triliun, belanja optimalisasi Rp 15,5 triliun, penerbitan SBN 3 bulan untuk mengurangi defisit sebesar Rp 27,9 triliun, sedangkan pembayaran bunga utang Rp 1,8 persen.

"Sehingga totalnya menjadi Rp 49,7 triliun. Ini membuat defisitnya menjadi 2,21 persen terhadap PDB," kata Andin. Ditemui usai rapat,

Menteri Keuangan Chatib Basri mengatakan, walaupun asumsi RAPBN 2015 bersifat baseline, namun defisitnya coba diturunkan, dari 2,32 persen menjadi 2,21 persen terhadap PDB.

Menurut Chatib, hal ini tak luput dari antisipasi kebijakan moneter Amerika Serikat yang akan membuat likuiditas global di tahun depan makin ketat. Dengan akses pembiayaan luar negeri yang lebih sulit, Chatib menyampaikan penting bagi pemerintah untuk menekan defisit anggaran.

"Kalau tadi dilihat sebetulnya pengurangan defisit dengan menerbitkan SBN Rp 27,9 triliun. Kalau kita banyak utangnya (dari luar), padahal resiko dari kebijakan moneter AS tinggi, kan bisa repot. Itu yang coba kita lakukan. Saya menduga akan ada likuiditas lebih ketat di tahun depan. Oleh sebab itu ketergantungan terhadap utang diperkecil," kata Chatib.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Whats New
Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Whats New
Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com