Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menkeu Usulkan Pemerintah Baru Buat Buku Neraca Kekayaan Negara

Kompas.com - 24/09/2014, 11:12 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan (Menkeu) M Chatib Basri mengatakan, aset negara atau barang milik negara (BMN) yang ada saat ini sangat banyak jumlahnya dan bervariasi pula. Untuk itu, guna mengelola BMN tersebut, harus dilakukan upaya inventarisasi yang baik.

Chatib menjelaskan, upaya mengelola BMN merupakan sebuah aktivitas yang luar biasa. Ini lantaran jumlah dan jangkauan BMN yang begitu luas dan besar. Selain itu, BMN tak hanya berupa benda, tanah, kendaraan, atau gedung, namun juga misalnya kendaraan perang dan alat utama sistem pertahanan (alutsista).

"Mungkin di pemerintah ke depan, selanjutnya itu bisa menjadi sebuah buku mengenai neraca kekayaan negara. Mencakup bukan hanya helikopter, istana, gedung, tapi aset, kekayaan alam yang dimiliki negara," kata Chatib pada acara Apresiasi Kinerja Pengelolaan BMN di kantornya, Rabu (24/9/2014).

Lebih lanjut, Chatib mengungkapkan, saking banyaknya aset negara, bila buku tersebut dibuat, pasti akan menjadi buku yang besar lantaran mencakup nilai aset BMN yang beragam dan besar. Aset tersebut dapat pula dimungkinkan untuk pembiayaan pembangunan.

"Identifikasi aset bukan pekerjaan mudah. Tapi ini step berikut," ungkap Chatib.

Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) mengadakan Refleksi dan Apresiasi Pengelolaan BMN tersebut guna mendorong kementerian dan lembaga (K/L) untuk meningkatkan kinerja pengelolaan BMN yang semakin tertib. Tertib BMN tersebut mencakup tertib administrasi, tertib hukum, maupun tertib fisik.

Ketiga unsur ketertiban pengelolaan BMN tersebut merupakan ukuran pengelolaan kekayaan negara pada setiap instansi pemerintah. K/L yang telah mendapatkan opini WTP (Wajar Tanpa Pengecualian) atas Laporan Keuangan Kementeria Lembaga (LKKL) harus dapat mempertahankannya pada tahun mendatang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com