WTO melaporkan, faktor seperti konflik regional dan wabah Ebola menempatkan pertumbuhan pada posisi yang berisiko. Perdagangan barang pada tahun ini dipatok tumbuh 3,1 persen dibandingkan proyeksi WTO pada April lalu sebesar 4,7 persen.
"(Pemangkasan proyeksi ini disebabkan) pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) lebih lemah dari yang diprediksikan dan terhambatnya permintaan impor pada paruh pertama tahun 2014," tulis WTO dalam pernyataannya seperti dikutip dari Reuters, Rabu (24/9/2014).
Adapun perdagangan global pada tahun 2015 diproyeksikan tumbuh 4 persen dibandingkan 5,3 persen dalam prediksi sebelumnya. Target ini jauh di bawah rata-rata 20 tahun sebesar 5,3 persen. Ini disebabkan masih adanya risiko tensi geopolitik, konflik regional, dan krisis kesehatan akibat wabah Ebola.
Sebelumnya, para ekonom WTO melihat kemungkinan kembalinya kondisi perdagangan yang kuat setelah pelemahan selama 2 tahun. Namun, yang terjadi adalah stagnasi pada awal tahun 2014 lantaran jatuhnya kinerja impor di negara berkembang, cuaca buruk di AS, dan peningkatan pajak penjualan di Jepang.
"Kemungkinan tensi yang semakin buruk di Ukraina, konflik di Timur Tengah yang semakin intens, dan peningkatan kepanikan akibat eabah Ebola di Afrika barat telah mengaburkan proyeksi," tulis WTO.
Adapu kegiatan impor ke Amerika Tengah dan Amerika Selatan diprediksi jatuh 0,7 persen tahun ini, sejalan dengan terpukulnya ekonomi karena konflik sipil, harga bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi yang melemah dan mengendurnya pertumbuhan pasar ekspor Asia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.