Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

ADB Turunkan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Kompas.com - 25/09/2014, 11:44 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank/ADB) melakukan koreksi atas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2014 dan 2015. Hal ini diumumkan dalam edisi pembaruan publikasi ekonomi tahunan Asian Development Outlook (ADO) 2014.

ADB memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2014 mencapai 5,3 persen, lebih rendah dibandingkan perkirakan sebelumnya mencapai 5,7 persen. Adapun pertumbuhan ekonomi tahun 2015 dipangkas dari prediksi pada April silam sebesar 6 persen menjadi 5,8 persen.

"Kondisi moneter yang lebih ketat serta pelarangan ekspor bijih mineral mentah yang menyebabkan penurunan ekspor, telah membatasi pertumbuhan tahun ini," kata Deputy Country Director ADB di Indonesia Edimon Ginting di Hotel Intercontinental Midplaza, Kamis (25/9/2014).

Lebih lanjut, Edimon mengungkapkan, harapan terhadap reformasi kebijakan yang akan datang akan semakin memperbaiki iklim investasi, birokrasi, serta mempercepat pembangunan infrastruktur dapat meningkatkan pertumbuhan ke depan.

ADB menyoroti pertumbuhan ekonomi melambat pada posisi 5,2 persen pada semester I 2014 yang merupakan paling lambat sejak 2009. Ini terjadi setelah Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga tahun lalu untuk membatasi permintaan dalam negeri, serta mengendalikan inflasi dan defisit transaksi berjalan.

"Perlambatan ini ternyata lebih tajam daripada yang diperkirakan, terutama karena melemahnya ekspor ke sejumlah pasar utama yang pertumbuhannya di bawah harapan," ujar Edimon.

Selanjutnya, perkiraan pertumbuhan 2014 dan 2015 mengasumsikan pemerintah baru akan menerapkan kebijakan yang disampaikan selama masa pemilu. Kebijakan tersebut antara lain perbaikan iklim investasi, reformasi birokrasi, dan percepatan pembangunan infrastruktur.

"Tambahan 0,5 persen yang diperkirakan terjadi pada 2015 didasari oleh perkiraan membaiknya perekonomian berbagai negara industri utama, yang diharapkan akan memicu ekspor dan investasi," sebut Edimon.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com