Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masyarakat Indonesia Lebih Memilih Tabungan dan Rumah

Kompas.com - 26/09/2014, 12:00 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Berdasarkan temuan dalam Manulife Investor's Sentiment Index (MISI) yang baru saja dipublikasikan, masyarakat Indonesia masih tidak mau berinvestasi pada berbagai instrumen investasi yang tersedia di pasar keuangan. Mereka mengabaikan produk-produk pasar modal yang sebenarnya memberikan imbal hasil lebih baik, seperti saham, pendapatan tetap, dan reksa dana.

Sampai saat ini, masyarakat Indonesia masih memilih instrumen investasi tradisional seperti tabungan dan kepemilikan rumah.

“Sentimen investor ritel terhadap saham dan pendapatan tetap menunjukkan peningkatan, yang kami lihat sebagai dampak dari sentimen positif atas pemilu presiden yang baru saja berlangsung,” kata Director of Business Development PT Manulife Aset Manajemen Indonesia Putut Endro Andanawarih dalam keterangan resmi, Jumat (26/9/2014).

Lebih lanjut, Putut mengungkapkan, pihaknya memperkirakan investor akan memperhatikan pemerintahan yang baru dengan sungguh-sungguh untuk melihat bagaimana pemerintahan baru ini merespon isu-isu seputar pengurangan subsidi energi dan meningkatkan belanja infrastruktur.

Dengan asumsi situasi politik berjalan dengan mulus, kondisi ekonomi saat ini mendukung harga-harga aset. “Kami melihat manfaat dari meningkatkan eksposur terhadap saham dan pendapatan tetap dibandingkan dengan dana tunai. Walaupun begitu, kami mengerti bahwa sebagian masyarakat Indonesia mungkin tidak memiliki cukup waktu untuk mengikuti perkembangan pasar. Dalam hal ini, reksa dana yang dikelola secara profesional dapat menjadi pilihan yang nyaman dan terjangkau bagi setiap individu," papar Putut.

Memang, tingkat melek produk keuangan masyarakat Indonesia memang masih memperihatinkan. Menurut riset yang dilakukan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), saat ini indeks literasi keuangan masyarakat Indonesia baru 21,8 persen.

Artinya, dari 240 juta jiwa penduduk Indonesia, baru 52 juta jiwa saja yang benar-benar paham tentang industri keuangan dan produk jasa keuangan. Dari enam produk keuangan yang tersedia, baru bank yang cukup dikenal masyarakat (57,28 persen).

Hasil riset OJK juga menunjukkan, tingkat pemahaman paling rendah terdapat di pasar modal, yakni hanya 0,11 persen. Sisanya hampir merata di sektor perasuransian (11,81 persen), lembaga pembiayaan (6,33 persen), pergadaian (5,04 persen), dana pensiun (1,53 persen).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com