Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekonomi ASEAN Diprediksi Bakal Kalahkan Jepang

Kompas.com - 27/09/2014, 16:48 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis


SINGAPURA, KOMPAS.com - Ekonomi Asia Tenggara diprediksi akan mengalahkan ekonomi Jepang pada tahun 2025. Dalam laporannya, United Overseas Bank (UOB) menyatakan prediksi ini banyak didorong oleh terbentuknya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) tahun 2015 mendatang.

"Faktor domestik seperti pertumbuhan populasi dan peningkatan golongan masyarakat kelas menengah di Asia Tenggara akan membuka jalan bagi visi MEA terkait pasar dan platform produksi terintegrasi," kata ekonom UOB Suan Teck Kin dan Francis Kan seperti dikutip dari Channel News Asia, Sabtu (27/9/2014).

Mereka menambahkan, perdagangan dan hubungan yang lebih besar dengan Tiongkok yang merupakan ekonomi terbesar kedua dunia akan lebih mendorong pertumbuhan ekonomi Asia Tenggara ke depan.

Negara-negara ASEAN mencetak produk domestik bruto (PDB) sebesar 2,4 triliun dollar AS dengan populasi mencapai lebih dari 600 juta orang. Adapun Jepang saat ini merupakan ekonomi terbesar ketiga dunia.

Negeri Sakura itu saat ini mencetak nominal PDB sebesar 4,9 triliun dollar AS. UOB menyatakan, ASEAN hanya butuh untuk tumbuh sebesar dua per tiga dari capaian antara 2011 dan 2013 untuk mengalahkan Jepang pada tahun 2025 mendatang.

"Kami yakin proyeksi kami dapat dicapai, seiring perkembangan di kawasan tersebut, termasuk mulai masuknya Myanmar ke komunitas internasional, pemilihan presiden di Indonesia, dan kembalinya stabilitas di Thailand," tulis UOB.

Adapun negara-negara seperti Myanmar, Kamboja, Laos, dan Vietnam dipandang masih memiliki banyak ruang untuk tumbuh. UOB mengharapkan kebijakan-kebijakan pro bisnis akan terus dilanjutkan oleh negara-negara ASEAN.

"Khususnya dalam kerangka MEA yang dimulai tahun 2015 yang akan membantu bebasnya aliran modal, jasa, investasi, dan tenaga kerja terlatih sejalan dengan aliran modal yang lebih bebas. Ini semua akan membuat kawasan (Asia Tenggara) menjadi basis produksi dan pasar konsumer yang lebih besar," jelas UOB.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com