Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bulog Diminta Intervensi Pasar Besar pada Oktober Ini

Kompas.com - 01/10/2014, 18:13 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com – Badan Pusat Statistik (BPS) baru melaporkan, inflasi September 2014 cukup rendah di level 0,27 persen. Meski demikian, komoditas beras kembali menjadi faktor penyumbang inflasi dengan andil sebesar 0,02 persen.

Menurut Deputi Bidang Statistik, Distribusi, dan Jasa BPS, Sasmito Hadi Wibowo, kenaikan harga beras lebih disebabkan karena spekulasi pasar. Spekulasi dari para pedagang beras ini muncul karena angka ramalan (ARAM) 1 BPS yang memprediksikan terjadi penurunan produksi beras di tahun ini, dipicu El Nino.

“Kenaikan harga gabah di bulan September kan 2,69 persen. Ini memang harus diantisipasi, karena kan gabah yang dibeli sekarang ini, dijualnya kan di Oktober,” kata dia di Jakarta, Rabu (1/10/2014).

Dari catatan BPS, harga gabah kering panen (GKP) pada bulan ini naik 2,69 persen dibanding Agustus 2014, menjadi sebesar Rp 4.2828,54 per kilogram di tingkat petani, dan menjadi sebesar Rp 4.369,26 per kilogram di tingkat penggilingan.

Sasmito mengatakan, jika kondisi ini tidak segera diantisipasi, maka bulan Oktober ini beras diperkirakan akan menyumbang inflasi lebih besar. Sumbangan beras dalam inflasi September ini sebesar 0,02 persen.

“Mungkin harus diantisipasi Bulog, apakah akan menyiapkan operasi pasar. Oktober Bulog jaga-jaga supaya harga beras enggak naik. Biasanya sih kalau, harga beras sudah mendekati 3 persen, Bulog itu melakukan intervensi pasar. Ini kan sudah mendekati. Kemungkinan mereka akan lakukan, karena mereka juga punya stok,” ujar Sasmito.

Biasanya, lanjut dia, jika terjadi kenaikan harga 2,69 persen di tingkat petani dan penggilingan, maka kenaikan harga beras di tingkat pedagang pasar juga sebesar itu. “Itu yang harus diintervensi pemerintah melalui Bulog untuk melakukan tambahan beras yang cukup. Kalau Bulog melakukan intervensi, kemungkinan harganya akan bertahan,” tukas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com