Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Impor Mobil dari Thailand Sebabkan RI Defisit 465 Juta Dollar AS

Kompas.com - 01/10/2014, 19:34 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com – Meski Indonesia banyak mengekspor kendaraan dan bagiannya, ke Timur Tengah, namun Indonesia juga banyak mengimpor mobil dari negara tetangga yang lebih dekat, yakni dari Thailand.

Impor mobil dari Thailand ini diakui Deputi Bidang Statistik, Distribusi, dan Jasa BPS, Sasmito Hadi Wibowo, menjadi pemicu utama defisit perdagangan dengan Thailand, sebesar minus 465 juta dolllar AS.

“Defisit terutama disebabkan impor mobil, karena principal itu ada beberapa jenis mobilnya diproduksi Thailand, kemudian dikirim ke kita,” kata dia di Jakarta, Rabu (1/10/2014).

Kondisi ini menunjukkan bahwa Indonesia belum bisa mengalahkan Thailand sebagai basis produksi otomotif. Sasmito menambahkan, selain dikarenakan impor mobil yang tinggi, defisit perdagangan dengan Thailand juga disebabkan oleh impor pakan ternak.

“Impor barang-barang pertanian dari Thailand juga masih tetap ada. Tapi utamanya karena mobil,” imbuh dia.

Di sisi lain, Indonesia mengekspor crude palm oil (CPO) dan batubara ke Thailand. Sayangnya, kata Sasmito, ekspor CPO baik dari sisi nilai dan volume mengalami penurunan. Begitu juga dengan harga batubara yang juga susut.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, neraca perdagangan Indonesia dengan negara-negara ASEAN masih mengalami defisit 138 juta dollar AS. “Ini dikarenakan defisit dengan Singapura dan Thailand, namun dengan Malaysia dan negara ASEAN lainnya mengalami surplus,” kata Kepala BPS Suryamin di Jakarta, Rabu (1/10/2014).

Asal tahu saja, impor non-migas Indonesia dari Thailand pada Agustus 2014 mencapai 898,7 juta dollar AS, atau naik paling tinggi diantara mitra ASEAN sebesar 27,57persen dibanding impor Juli 2014, yang sebesar 704,5 juta dollar AS.

Sementara itu, ekspor non-migas Indonesia ke Thailand pada Agustus 2014 mencapai 433,1 juta dollar AS, atau hanya naik tipis 4,08 persen dibanding ekspor Juli 2014, yang sebesar 416,1 juta dollar AS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com