Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengusaha Perkebunan Wajib Sediakan 20 Persen Lahan untuk Petani

Kompas.com - 06/10/2014, 07:31 WIB


JAKARTA, KOMPAS.com -
Pekan lalu, UU Perkebunan telah diketok. Salah satu pasal yang memuat kewajiban pengusaha perkebunan untuk menyediakan lahan sebesar 20 persen untuk kebun plasma petani. Pelaku individu menyambut baik aturan tersebut dan siap memberdayakan petani rakyat demi memacu produksi kebun.

Pada pasal 58 UU Perkebunan tentang Kemitraan Usaha Perkebunan ayat 1 menegaskan perusahaan perkebunan yang memiliki izin usaha perkebunan wajib memfasilitasi pembangunan kebun masyarakat paling rendah seluas 20 persen dari total luas areal kebun yang diusahakan perusahaan perkebunan.

Joko Supriyono, Direktur PT Astra Agro Lestari Tbk mengatakan, saat ini bahkan luas areal kebun plasma petani rakyat kebun sawit di Astra Agro Lestari telah mencapai 20 persen sampai 25 perse dari luas kebun Astra Agro Lestari. Joko menyebut, ada sekitar 65.000 hektar (ha) luas kebun plasma.

Joko menilai kewajiban tersebut dapat meningkatkan produktivitas perusahaan. Pengusaha juga diuntungkan karena dapat mengejar produksi dengan memanfaatkan pihak ketiga. Hanya saja, Joko menyarankan agar kewajiban tersebut dalam UU Perkebunan lebih memuat detail soal kerjasama dengan petani plasma.

"Misalnya diperjelas, kerjasama dalam bentuk apa lewat kemitraan atau yang lain. Kondisi ini akan memberi kesempatan bagi perkebunan rakyat turut berkembang," ujar Joko pada Jumat (3/10/2014).

Meski bukan perkara sulit untuk menyiapkan kebun plasma rakyat. Joko memaklumi bahwa belum semua industri sanggup menjalin kemitraan dengan petani. Karena itu, PP Perkebunan yang menjadi turunan UU Perkebunan nanti, harus lebih detail merinci skala industri yang mewajibkan pengusaha untuk menyisihkan lahan untuk petani plasma sebesar 20 persen.

Selain juga industri turut untuk mempersiapkan benih, tekhnologi dan infrastruktur yang memudahkan petani plasma. Sehingga produksi petani plasma juga sebaik dengan kualitas pabrik. Apalagi tidak sedikit tanaman tua yang dimiliki petani dan sudah memasuki waktu untuk replanting atau penanaman kembali. (Mona Tobing)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perkenalkan Produk Lokal, BNI Gelar Pameran UMKM di Singapura

Perkenalkan Produk Lokal, BNI Gelar Pameran UMKM di Singapura

Whats New
Harga Emas Dunia Terus Menguat di Tengah Ketegangan Konflik Iran dan Israel

Harga Emas Dunia Terus Menguat di Tengah Ketegangan Konflik Iran dan Israel

Whats New
Menko Airlangga Ingin Pedagang Ritel Berdaya, Tak Kalah Saling dengan Toko Modern

Menko Airlangga Ingin Pedagang Ritel Berdaya, Tak Kalah Saling dengan Toko Modern

Whats New
Allianz dan HSBC Rilis Asuransi untuk Perencanaan Warisan Nasabah Premium

Allianz dan HSBC Rilis Asuransi untuk Perencanaan Warisan Nasabah Premium

Whats New
Saham Teknologi Tertekan, Wall Street Berakhir Mayoritas di Zona Merah

Saham Teknologi Tertekan, Wall Street Berakhir Mayoritas di Zona Merah

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 19 April 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 19 April 2024

Spend Smart
Bapanas Tugaskan ID Food Impor 20.000 Ton Bawang Putih Asal China

Bapanas Tugaskan ID Food Impor 20.000 Ton Bawang Putih Asal China

Whats New
Mata Uang Italia Sekarang dan Sebelum Gabung Uni Eropa

Mata Uang Italia Sekarang dan Sebelum Gabung Uni Eropa

Whats New
Satgas Pasti Temukan 100 Penipuan Bermodus Duplikasi Lembaga Keuangan

Satgas Pasti Temukan 100 Penipuan Bermodus Duplikasi Lembaga Keuangan

Whats New
Erick Thohir Minta BUMN Optimalisasi Pembelian Dollar AS, Ini Kata Menko Airlangga

Erick Thohir Minta BUMN Optimalisasi Pembelian Dollar AS, Ini Kata Menko Airlangga

Whats New
Pelemahan Rupiah Bakal Berdampak pada Harga Barang Impor sampai Beras

Pelemahan Rupiah Bakal Berdampak pada Harga Barang Impor sampai Beras

Whats New
Apa Mata Uang Brunei Darussalam dan Nilai Tukarnya ke Rupiah?

Apa Mata Uang Brunei Darussalam dan Nilai Tukarnya ke Rupiah?

Whats New
Posko Ditutup, Kemenaker Catat 965 Perusahaan Tunggak Bayar THR 2024

Posko Ditutup, Kemenaker Catat 965 Perusahaan Tunggak Bayar THR 2024

Whats New
Antisipasi El Nino, Kementan Dorong 4 Kabupaten Ini Percepatan Tanam Padi

Antisipasi El Nino, Kementan Dorong 4 Kabupaten Ini Percepatan Tanam Padi

Whats New
Laba RMKE Cetak Laba Bersih Rp 302,8 Miliar pada 2023

Laba RMKE Cetak Laba Bersih Rp 302,8 Miliar pada 2023

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com