Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SKK Migas Akan Dihapus, Pekerja Kirim Surat ke Menkeu

Kompas.com - 06/10/2014, 12:12 WIB


JAKARTA, KOMPAS.com -
Rencana Pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla (Jokowi-JK) membubarkan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mulai meresahkan pegawai lembaga tersebut.

Pada Jumat (3/10/2014) pekan lalu, Serikat Pekerja (SP) SKK Migas mengirimkan surat resmi kepada Menteri Keuangan untuk meminta kejelasan sikap pemerintah terkait rencana pembubaran instansi tempat mereka bekerja. Terutama, jaminan dan perlindungan hak-hak dari karyawan.

Indro Purwaman, Ketua SP SKK Migas, menyatakan, surat tertanggal 18 September 2014 itu ditembuskan ke Menteri Koordinator Perekonomian, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), serta Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Isi suratnya antara lain meminta penjelasan soal sikap Menteri Keuangan terkait anggaran pesangon pegawai SKK Migas. 

Bisa atasi mafia migas

Menurut Indro, pesangon itu telah dijanjikan sebagai bagian remunerasi dan benefit pegawai SKK Migas sejak pertama kali dipekerjakan di Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas) pada tahun 2002. "Kami meminta kejelasan sikap Menteri Keuangan," kata Indro akhir pekan lalu.

Indro bilang, SP SKK Migas akan melakukan referendum untuk memulai perundingan perjanjian kerja bersama (PKB). Langkah ini sebagai upaya untuk memastikan hak-hak pegawai SKK Migas dilindungi oleh Undang-Undang (UU) Ketenagakerjaan. 

Sebelumnya, Tim Transisi Jokowi-JK menyodorkan rekomendasi aksi kepada Presiden dan Wakil Presiden terpilih Jokowi-JK untuk memberantas mafia migas. Tim Transisi merekomendasikan agar Jokowi-JK melakukan audit sektor migas, dengan sejumlah pertimbangan.

Salah satunya, terkait opsi penutupan beberapa lembaga migas yang selama ini dicurigai menjadi lahan permainan mafia, seperti Pertamina Energy Trading (Petral) dan SKK Migas. Selain itu, rekomendasi ini juga dikeluarkan menyangkut pengelolaan energi di dalam negeri yang dinilai tidak sesuai dengan amanat UUD 1945.

Hasto Kristiyanto, Deputi Tim Transisi Jokowi-JK, mengatakan, salah satu akar permasalahan rakyat Indonesia tidak makmur karena pengelolaan energi syarat berbagai macam kepentingan. "Makanya, untuk mengetahui masalahnya, gagasan audit migas ini muncul," ujar Hasto.

Dengan audit ini semua permasalahan yang mewarnai pengelolaan migas, termasuk mafia minyak, bisa segera diatasi. "Jadi, tema sentralnya audit migas. Di situ nanti ada temuan yang memerlukan satu implikasi, Petral atau lembaga migas lainnya akan dihentikan," kata Hasto. (Agus Triyono, Benedictus Bina Naratama)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Heboh Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta, Cek Ketentuannya

Heboh Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta, Cek Ketentuannya

Whats New
KB Bank Targetkan Penyelesaian Perbaikan Kualitas Aset Tahun Ini

KB Bank Targetkan Penyelesaian Perbaikan Kualitas Aset Tahun Ini

Whats New
Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Whats New
Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Whats New
Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Work Smart
Heboh Loker KAI Dianggap Sulit, Berapa Sih Potensi Gajinya?

Heboh Loker KAI Dianggap Sulit, Berapa Sih Potensi Gajinya?

Whats New
Tantangan Menuju Kesetaraan Gender di Perusahaan pada Era Kartini Masa Kini

Tantangan Menuju Kesetaraan Gender di Perusahaan pada Era Kartini Masa Kini

Work Smart
Bantuan Pesantren dan Pendidikan Islam Kemenag Sudah Dibuka, Ini Daftarnya

Bantuan Pesantren dan Pendidikan Islam Kemenag Sudah Dibuka, Ini Daftarnya

Whats New
Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Whats New
Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Whats New
OJK Bagikan Tips Kelola Keuangan Buat Ibu-ibu di Tengah Tren Pelemahan Rupiah

OJK Bagikan Tips Kelola Keuangan Buat Ibu-ibu di Tengah Tren Pelemahan Rupiah

Whats New
Pj Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran yang Gerak Cepat Atasi Permasalahan Petani

Pj Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran yang Gerak Cepat Atasi Permasalahan Petani

Whats New
LPEI dan Diaspora Indonesia Kerja Sama Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

LPEI dan Diaspora Indonesia Kerja Sama Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

Whats New
Unilever Tarik Es Krim Magnum Almond di Inggris, Bagaimana dengan Indonesia?

Unilever Tarik Es Krim Magnum Almond di Inggris, Bagaimana dengan Indonesia?

Whats New
Simak 5 Cara Merapikan Kondisi Keuangan Setelah Libur Lebaran

Simak 5 Cara Merapikan Kondisi Keuangan Setelah Libur Lebaran

Earn Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com