Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Minyak Dunia Rontok Tak Bantu Banyak soal Beban Subsidi BBM

Kompas.com - 09/10/2014, 20:22 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
– Harga minyak dunia yang melorot selama beberapa pekan terakhir ini diperhitungkan tidak akan berpengaruh besar terhadap beban nilai impor maupun subsidi untuk bahan bakar minyak (BBM). Sebab, depresiasi rupiah juga anjlok cukup dalam.

“Ya (penurunan harga minyak dunia) membantu, tapi di satu sisi ada kurs rupiah yang melemah,” kata Wakil Menteri Keuangan Bambang PS Brodjonegoro, di Kantor Kemenko Bidang Perekonomian, Jakarta, Kamis (9/10/2014).

Bambang tak menampik, penurunan harga minyak akan mengurangi defisit neraca perdagangan minyak dan gas. Minyak mentah maupun biaya pengolahan minyak, ujar dia, memang akan lebih murah.

Namun, pelemahan kurs rupiah tetap menjadikan komoditas energi ini mahal secara nominal. "Soal subsidi (BBM), sekarang ini kurs lebih berpengaruh daripada harga minyak,” tegas dia.

Pada penutupan perdagangan Rabu (8/10/2014), harga minya dunia jatuh. Penurunan ini terjadi menyusul berkurangnya permintaan dari Amerika -konsumen terbesar minyak dunia- di tengah kekhawatiran penurunan permintaan global, seiring penurunan proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia.

Harga minyak mentah Brent North Sea di London, Inggris, untuk pengiriman November 2014, turun 65 sen menjadi 91,46 dollar S per barrel. Sementara patokan harga minyak untuk pasar Amerika, West Texas Intermediate (WTI), untuk pengiriman November juga, turun 1,12 dollar AS per barrel menjadi 87,73 dollar AS per barrel.

Kementerian Energi Amerika Serikat, Rabu, mengatakan cadangan minyak mentah AS naik 5 juta barrel dalam pekan yang berakhir pada 3 Oktober 2014. Permintaan minyak berkurang dari target, diduga karena ekspektasi pasar pun tak sampai angka 1,9 juta barrel, berdasarkan survei oleh Dow Jones Newswires.

Di sisi lain, nilai tukar rupiah masih terjerembab buntut sentimen global dan gonjang-ganjing politik domestik. Meski terjadi penguatan pada penutupan perdagangan, Rabu, nilai tukar Rupiah masih di kisaran Rp 12.000 per dollar AS.

Nilai tukar rupiah di pasar spot berhasil menguat di bawah level 12.200. Seperti dikutip dari data Bloomberg, mata uang garuda ini, ditutup pada Rp 12.168 per dollar AS atau menguat 0,43 persen dibanding penutupan Rabu di posisi Rp 12.239 per dollar AS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Panen Ganda Kelapa Sawit dan Padi Gogo, Program PSR dan Kesatria Untungkan Petani

Panen Ganda Kelapa Sawit dan Padi Gogo, Program PSR dan Kesatria Untungkan Petani

Whats New
Alasan BI Menaikkan Suku Bunga Acuan jadi 6,25 Persen

Alasan BI Menaikkan Suku Bunga Acuan jadi 6,25 Persen

Whats New
Cara dan Syarat Gadai Sertifikat Rumah di Pegadaian

Cara dan Syarat Gadai Sertifikat Rumah di Pegadaian

Earn Smart
Cara dan Syarat Gadai HP di Pegadaian, Plus Bunga dan Biaya Adminnya

Cara dan Syarat Gadai HP di Pegadaian, Plus Bunga dan Biaya Adminnya

Earn Smart
Peringati Hari Konsumen Nasional, Mendag Ingatkan Pengusaha Jangan Curang Jika Mau Maju

Peringati Hari Konsumen Nasional, Mendag Ingatkan Pengusaha Jangan Curang Jika Mau Maju

Whats New
United Tractors Bagi Dividen Rp 8,2 Triliun, Simak Jadwalnya

United Tractors Bagi Dividen Rp 8,2 Triliun, Simak Jadwalnya

Whats New
Kunjungan ke Indonesia, Tim Bola Voli Red Sparks Eksplor Jakarta bersama Bank DKI dan JXB

Kunjungan ke Indonesia, Tim Bola Voli Red Sparks Eksplor Jakarta bersama Bank DKI dan JXB

Whats New
Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, Bos BI: Untuk Memperkuat Stabilitas Rupiah

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, Bos BI: Untuk Memperkuat Stabilitas Rupiah

Whats New
KEJU Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

KEJU Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

Earn Smart
Program Gas Murah Dinilai ‘Jadi Beban’ Pemerintah di Tengah Konflik Geopolitik

Program Gas Murah Dinilai ‘Jadi Beban’ Pemerintah di Tengah Konflik Geopolitik

Whats New
Catatkan Kinerja Positif, Rukun Raharja Bukukan Laba Bersih 8 Juta Dollar AS pada Kuartal I-2024

Catatkan Kinerja Positif, Rukun Raharja Bukukan Laba Bersih 8 Juta Dollar AS pada Kuartal I-2024

Whats New
Luhut Sambangi PM Singapura, Bahas Kerja Sama Carbon Capture Storage dan Blue Food

Luhut Sambangi PM Singapura, Bahas Kerja Sama Carbon Capture Storage dan Blue Food

Whats New
Honda Prospect Motor Buka Lowongan Kerja, Cek Posisi dan Syaratnya

Honda Prospect Motor Buka Lowongan Kerja, Cek Posisi dan Syaratnya

Work Smart
Tahun Pertama Kepemimpinan Prabowo, Rasio Utang Pemerintah Ditarget Naik hingga 40 Persen

Tahun Pertama Kepemimpinan Prabowo, Rasio Utang Pemerintah Ditarget Naik hingga 40 Persen

Whats New
Revisi Aturan Impor Barang Bawaan dari Luar Negeri Bakal Selesai Pekan Ini

Revisi Aturan Impor Barang Bawaan dari Luar Negeri Bakal Selesai Pekan Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com