Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Guru Besar UGM: Ketimpangan Makin Tinggi, Pemerintah RI Bisa Cari Gara-gara Kayak China

Kompas.com - 10/10/2014, 12:37 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Ketimpangan ekonomi yang tinggi, di atas 0,4, mengkhawatirkan. Jika kondisi ini terus berlanjut, Guru Besar Universitas Gadjah Mada Bambang Sudibyo khawatir, pemerintah pendek akal, dan cari gara-gara seperti yang dilakukan China.

Dalam kesempatan Indonesia Knowledge Forum 2014, Jumat (10/10/2014), memaparkan apa yang terjadi pada negeri tirai bambu, di mana ketimpangannya sangat tinggi. "Partai Komunis China itu korup sekali, sama seperti Indonesia. Membuat ketimpangan dan kemarahan rakyat China," kata dia.

Namun, apa yang dilakukan pemerintah China? Bambang bilang, pemerintah China tahu betul energi dari bawah yang ingin menyerang pemerintahan secara vertikal sangat besar. Pemerintah China lantas menggunakan dendam rakyat terhadap Jepang sebagai alat untuk memindahkan kebencian.

"China dulu dijajah Jepang, dengan sangat tidak manusiawi. Dua negara ini, Korea dan China, sangat anti kepada Jepang. Pemerintah China paham betul akan berat menghadapi rakyatnya sendiri, sehingga mereka membuat sengketa dengan Jepang. Kemarahan rakyat yang tadinya vertikal menjadi horizontal," terang Bambang.

Lebih lanjut, dia mengatakan, dari pengalaman China itu, bukan tidak mungkin jika kesenjangan Indonesia makin tinggi dari saat ini, pemerintah akan menjalankan cara yang diambil pemerintah China.

"Barangkali pemerintah kita akan bikin gara-gara. Dengan siapa lagi, kalau bukan dengan Malaysia. Pasti nanti akan ada kambing hitamnya," ucap mantan Menteri Keuangan itu.

Informasi saja, pada awal pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono atau tahun 2005 indeks gini Indonesia di level 0,36. Pada 2011, indeks gini Indonesia dan hingga sekarang sudah capai 0,41.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com