Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Oleh-oleh Armida sebelum "Pensiun" dari Bappenas

Kompas.com - 15/10/2014, 08:06 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/ Kepala  Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Armida S Alisjahbana, meresmikan ruang baru di gedung utama Bappenas, Selasa (14/10/2014) malam. Bersamaan dengan itu, digelar pula seremoni perpisahan Armida.

Armida bercerita, latar belakang renovasi gedung tersebut adalah keinginannya agar di Bappenas tumbuh keakraban. "Kalau di kampus itu kan ada kehidupan, tidak sekerja kerja. Tidak ada hierarki. Cair," kata dia.

Armida merasa, keakraban tersebut kurang terasa di Bappenas lantaran tidak ada sarana-prasarana yang mendukung. Kebetulan, kata dia, beberapa waktu lalu, atap di gedung utama itu roboh. Armida, lantas bertanya kepada Sesmen PPN, mengenai kemungkinan renovasi.

"Jadi begitu ceritanya. Waktunya juga pas, sebelum saya purna tugas. Jadi ini sekaligus oleh-oleh saya dan pak Lukita (Wamen PPN), yang bisa dinikmati semua," ucap Armida.

Sekretaris Menteri PPN, Slamet Seno Aji mengatakan pemugaran ruangan dilakukan atas arahan Armida, agar Bappenas punya ruangan yang representatif untuk executive lounge, rapat pimpinan, serta menerima tamu-tamu pimpinan. Pemugaran diawali dengan rekomendasi litbang Kementerian Pekerjaan Umum, serta harus mendapat izin dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan. Sebab, gedung Bappenas masuk dalam cagar budaya golongan A.

"Jadi, harus dapat izin. Sehingga prosesnya cukup lama," kata Slamet.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com