Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rekam Jejak Menteri ESDM Jokowi-JK Harus Bersih!

Kompas.com - 19/10/2014, 17:16 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Dalam hitungan hari presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) akan mengumumkan menteri. Khusus untuk menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Jokowi diminta untuk benar-benar memperhatikan rekam jejak calon menteri.

Ferdinand Hutahaean, Direktur Eksekutif Energy Watch, mengatakan saat ini sektor energi tengah bermasalah, dibutuhkan sosok terkait yang kuat dan loyal. Ia juga menyarankan agar sosok yang dipilih tidak pernah masuk sistem karena orang di dalam sistem mayoritas sudah keracunan mafia migas.

"Selama ini tidak pernah ada pejabat yang berteriak bahwa ada masalah di dalam. Ini artinya mereka menerima permainan mafia migas. Maka, diperlukan sosok yang bisa menjaga jarak dengan para mafia migas," tegas Ferdinand, kemarin.

Sejumlah nama belakangan ini mencuat sebagai kandidat menteri ESDM. Mereka antara lain Raden Priyono (mantan Kepala BP Migas), Darwin Silalahi (Presiden Direktur Shell Indonesia), Kuntoro Mangkusubroto (Kepala UKP4), Karen Agustiawan (mantan Dirut Pertamina), dan Arie Soemarno (mantan Dirut Pertamina dan mantan Dirut Petral).

Nama lainnya yang juga disebut masuk tim energi Jokowi-JK adalah, Ahmad Faisal (eks Direktur Niaga), Sugiharto (komisaris utama), Hanung Budya (direktur pemasaran dan niaga) dan Hari Karyuliarto (direktur gas) dan anggota direksi Pertamina lainnya

Ia merinci, sosok yang dipilih oleh Jokowi diharapkan bukan berasal dari Kementerian ESDM, SKK Migas, juga dari Pertamina karena lembaga itu dinilai Ferdinand masih bagian dari persoalan energi dan rentan dipengaruhi mafia migas.

"Ketiga lembaga itu, termasuk Petral sudah dikelola oleh mafia migas sedemikian rupa. Masih banyak orang luar yang bisa dipilih dan punya kemampuan," tegasnya.

Sementara itu, Vice President Corporate Communications PT Pertamina, Ali Mundakir meluruskan terkait tudingan yang selama ini ditunjukan kepada Petral. Menurut dia, mafia migas di tubuh Petral hanyalah isu belaka.

Ali mengatakan, Pertamina sudah tidak lagi membeli BBM impor dari trader sejak 2012 lalu. Faktanya Pertamina mengundang national oil company langsung, kemudian membeli produk premium langsung dari produsen pemilik kilang.

Sehingga tidak ada lagi transaksi yang terjadi langsung antara trader dan Pertamina. Pertamina pun, menurut Ali, tidak pernah sembarangan dalam memilih trader pada masa lalu. Ada dua pertimbangan Pertamina, menurut dia, dalam memilih rekan bisnis, yaitu kredibilitas dan reputasi. Jika dua syarat itu terpenuhi, maka perseroan barulah yakin mengikat kerja sama business to business.

Sebelumnya, Anggota BPK Bahrullah Akbar menilai, tuduhan yang dialamatkan pada Petral dan wacana terkait pembubaran Petral menunjukkan kebiasan orang Indonesia yang mudah dalam mencari kambing hitam. "Mafia itu mafia apa? Seharusnya, ayo perbaiki sistemnya semua dari hulu sampai hilir," kata Bahrullah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Meski Ada Momen Ramadhan dan Pemilu, Konsumsi Rumah Tangga Dinilai Tidak Tumbuh Maksimal

Meski Ada Momen Ramadhan dan Pemilu, Konsumsi Rumah Tangga Dinilai Tidak Tumbuh Maksimal

Whats New
Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Whats New
Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Whats New
Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Whats New
Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Whats New
CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

Whats New
Ramai soal 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Ramai soal 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Whats New
BEI Ubah Aturan 'Delisting', Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

BEI Ubah Aturan "Delisting", Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

Whats New
BEI Harmonisasikan Peraturan Delisting dan Relisting

BEI Harmonisasikan Peraturan Delisting dan Relisting

Whats New
Hadirkan Solusi Transaksi Internasional, Bank Mandiri Kenalkan Keandalan Livin’ by Mandiri di London

Hadirkan Solusi Transaksi Internasional, Bank Mandiri Kenalkan Keandalan Livin’ by Mandiri di London

Whats New
Biasakan 3 Hal Ini untuk Membangun Kekayaan

Biasakan 3 Hal Ini untuk Membangun Kekayaan

Earn Smart
Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Whats New
Laba Bersih JTPE Tumbuh 11 Persen pada Kuartal I 2024, Ditopang Pesanan E-KTP

Laba Bersih JTPE Tumbuh 11 Persen pada Kuartal I 2024, Ditopang Pesanan E-KTP

Whats New
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Menperin Sebut Upaya Efisiensi Bisnis

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Menperin Sebut Upaya Efisiensi Bisnis

Whats New
Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Berlaku Mei 2024

Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Berlaku Mei 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com