Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lion "Caplok" Bandara Halim, Ini Komentar Industri Penerbangan

Kompas.com - 20/10/2014, 11:12 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Kabar Lion Group  akan mengambil-alih dan mengembangkan bandar udara (bandara) Halim Perdanakusuma, rupanya, belum meyakinkan bagi pelaku usaha penerbangan. Beberapa maskapai penerbangan kini memilih wait and see alias menunggu dan melihat kelanjutan rencana itu, sebelum mengambil keputusan soal rencana bisnis mereka di Bandara Halim.

Erick Meijer, Direktur Pemasaran dan Penjualan PT Garuda Indonesia Tbk, menilai sejauh ini rencana Lion di Halim masih seperti wacana. Karenanya, Garuda belum mengambil keputusan, apakah kelak akan memanfaatkan Halim di bawah pengelolaan manajemen anyar.

Sriwijaya Air juga masih menunggu kepastian apakah akan ikut berbisnis di Halim bareng Lion. "Kami belum tahu Bandara Halim mau dibuat jadi seperti apa," kata Agus Soedjono, Senior Manager Sriwijaya Air seperti dikutip KONTAN, Jumat (17/10/2014).

Sementara pemilik Susi Air, Susi Pudjiastuti, justru menyarankan Lion mengembangkan bandara lain yang belum terbangun. Pertimbangan Susi, pembangunan bandara anyar tak akan mematikan penerbangan yang sudah berjalan di bandara lama.

Sedangkan Denon Prawiraatmadja, Ketua Penerbangan Tidak Berjadwal National Air Carriers Association (Inaca), justru mengkhawatirkan nasib penerbangan TNI Angkatan Udara bila ada pengoperasian bandara oleh swasta. "Kalau semuanya komersial, gimana ketahanan negara?" kata Denon.

Di samping itu, Denon juga meragukan seluruh penerbangan di Halim bisa seluruhnya dibikin komersial, sementara aktivitas penerbangan pesawat TNI di bandara itu juga memerlukan jadwal. Salah satu contoh konkret, misalnya, penutupan sementara Halim saat perayaan HUT TNI 5 Oktober 2014 yang lalu.

Selain itu, maskapai-maskapai penerbangan tersebut juga masih meragukan rencana pengembangan Bandara Halim oleh Lion. Sebab, anak usaha Lion, yakni PT Angkasa Transportindo Selaras, yang juga hasil patungan dengan Koperasi TNI Angkutan Udara (Inkopau), hingga kini belum mengantongi izin sebagai pengelola bandara dari Kementerian Perhubungan.

Bambang Tjahyono, Plt Dirjen Perhubungan Udara, menyatakan Lion memang sudah mengajukan izin sebagai pengelola bandara, tapi masih harus melengkapi persyaratan. Nah, soal kapan izin mengelola bandara bisa didapatkan, bergantung pada kemampuan mereka untuk melengkapi persyaratan.

Nantinya, setelah mengantongi izin pengelolaan bandara, Lion masih harus mengganti aset milik pemerintah yang sudah digelontorkan melalui PT Angkasa Pura II (AP II) sebagai pengelola Halim sebelumnya. "Kalau mau bongkar, harus ganti. Kan disana ada aset negara," ujar Bambang, tanpa menyebutkan taksiran nilai yang harus diganti Lion.

Sebelumnya diberitakan, rencana pengambilalihan Halim oleh Lion sejatinya tak mulus. AP II yang sudah mengelola Halim selama 30 tahun terakhir masih merasa berhak mengelola bandara milik TNI AU itu.

Perseteruan pengelolaan Halim bahkan sudah bergulir di meja hijau. AP II, perusahaan pengelola bandara di wilayah Indonesia Barat itu, mengaku menggelontorkan investasi sekitar Rp 100 miliar per tahun, atau sekitar Rp 3 triliun selama 30 tahun.

Sementara Lion percaya diri rencana bisnisnya sudah sesuai ketentuan. Tak heran jika perusahaan milik Rusdi Kirana itu tak ragu akan mengucurkan dana Rp 5 triliun mengembangkan Halim. (RR Putri Werdiningsih)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

Work Smart
Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Whats New
Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com