Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

CEO Polygon: Sepeda Indonesia Tak Kalah dengan Merek Dunia

Kompas.com - 22/10/2014, 09:47 WIB
Sandro Gatra

Penulis


YOGYAKARTA, KOMPAS.com
- Di tengah usaha merambah pasar internasional, Insera Sena yang memiliki produk sepeda bermerek Polygon juga fokus menggarap pasar lokal. Tantangan utamanya adalah menyakinkan masyarakat Indonesia bahwa produk sepeda buatan lokal tidak kalah dengan produk terkenal dunia.

"Tantangan utama kita di Indonesia adalah merek. Bagaimana bisa meyakinkan orang Indonesia, kita lebih baik dari produk sepeda luar negeri. Kita berani bersaing dengan produk luar negeri, produk ternama dunia," kata CEO PT Insera Sena Soejanto Widjaja saat gala diner di Hotel Ambarukmo Yogyakarta, Selasa (21/10/2014) malam.

Hadir dalam acara tersebut para pimpinan Insera Sena lain diantaranya Direktur Marketing Ronny Liyanto, GM Publik Relation and Communications Peter Mulyadi, Manager Produk Harry Rusli, dan ratusan orang perwakilan rekanan dari dalam dan luar negeri.

Soejanto mengatakan, berdasarkan pengalaman pihaknya saat merambah pasar internasional, konsumen luar negeri lebih melihat kualitas ketimbang merek ketika memilih sepeda.

Setidaknya, Insera Sena sudah mengekspor sepeda pesanan merek luar negeri ke 62 negara. Adapun merek Polygon telah diekspor ke negara tetangga seperti Singapura sejak 1997 dan Malaysia pada 2000. 

Jaringan distribusi terus dikembangkan ke negara Thailand, Korea, Australia, Filipina, Jepang, Swiss, Kroasia. Bahkan, Polygon juga tengah berkonsentrasi pada pasar eropa. Setidaknya sudah 50 toko di Jerman dan Prancis yang menjual Polygon. Di Asia Tenggara, sudah ada 48 toko yang menjual Polygon dan 30 dealer resmi.

"Saya kok sering merasa orang Indonesia dianggap tidak mampu. Kita orang Indonesia harus mampu bersaing, lebih baik dari negara maju," kata Soejanto sambil merinci prestasi tim Polygon dalam ajang balap sepeda internasional.

Setelah 25 tahun bergulat dengan industri sepeda, Soejanto merasa perkembangan sepeda semakin kompleks. Sejak berdiri pada 1989, Insera Sena setidaknya sudah melakukan tiga kali perubahan proses produksi untuk mengikuti perkembangan sepeda dunia.

"Ternyata semakin saya belajar sepeda, semakin jauh yang belum saya pelajari. Perkembangan sepeda jauh lebih kompleks. Kita harus sama-sama belajar. Kita tidak bisa bekerja dengan sistem yang lama, kita dituntut lebih cepat lagi," katanya.

Harry Rusli berpendapat senada bahwa konsumen Indonesia masih melihat merek ketimbang kualitas.

"Ayo kita sama-sama menaikkan buatan Indonesia. Polygon direspons bagus di luar negeri karena mereka melihat kualitas. Kita tidak beda dengan merek-merek yang lebih tua," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

Work Smart
Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Whats New
Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com