Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Realisasi Program Tol Laut, Barang Impor Hanya akan Masuk ke 3 Pelabuhan Ini

Kompas.com - 22/10/2014, 17:06 WIB
Indra Akuntono

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Presiden Joko Widodo telah menemukan cara untuk mempercepat realisasi program tol laut. Program ini dianggap harus segera direalisasikan karena sangat strategis dan potensial.

Anggota tim sinkronisasi Tim Transisi Jokowi-Jusuf Kalla, Pratikno menjelaskan, salah satu masalah dalam merealisasikan program tol laut adalah kosongnya kapal peti kemas saat kembali ke Pulau Jawa atau Bali. Kosongnya muatan tersebut membuat biaya pengiriman dari Jawa-Bali ke wilayah lain semakin besar karena harus membayar biaya pergi-pulang untuk satu kali pengiriman.

Cara untuk menyiasatinya, kata Pratikno, adalah dengan memberlakukan penerimaan barang impor hanya melalui tiga pelabuhan yakni Sabang, Belitung, atau Sorong. Dengan begitu, kapal-kapal yang semula membawa muatan kosong saat kembali ke Pulau Jawa nantinya dapat membawa barang impor tersebut.

"Jadi tidak ada lagi barang impor yang masuk ke Jawa-Bali, sehingga kapal yang ngirim barang ke wilayah bisa dapat muatan saat kembali ke Jawa," ujar saat dijumpai di Jakarta oleh Kompas.com, Selasa (22/10/2014).

Wacana ini diakui akan menimbulkan pro dan kontra karena harga barang impor bakal melejit. Akan tetapi, perlu juga dipertimbangkan manfaat dan efisiensinya yang dinilai lebih besar.

Misalnya, Pratikno yakin dipindahkannya lokasi penerimaan bahan impor akan menghidupkan pertumbuhan ekonomi di wilayah lain di Indonesia. Cara ini juga ia percaya dapat meningkatkan daya saing produk dalam negeri karena akan dijual dengan harga lebih murah.

"Justru itu akan membantu produk domestik tumbuh. Industri juga akan berkembang, misalnya industri pergudangan dan lainnya," kata Pratikno.

Menurut Pratikno, program tol laut akan lama terealisasi jika bertumpu pada sulit dan lamanya membangun banyak pelabuhan di Indonesia. Sebaliknya, program ini dapat segera direalisasikan dengan cara mengubah organisasi penerimaan barang impor.

"Tol laut, sebetulnya kalau dipikir berat ya berat sekali, kalau kita membayangkan kita perlu membangun armada yang banyak, ya bisa lama. Tapi bisa jadi (dilakukan) dengan cara mereorganisasi," kata Pratikno.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Angkutan Lebaran 2024, Kemenhub Siapkan Sarana dan Prasarana Transportasi Umum

Angkutan Lebaran 2024, Kemenhub Siapkan Sarana dan Prasarana Transportasi Umum

Whats New
Reksadana Saham adalah Apa? Ini Pengertiannya

Reksadana Saham adalah Apa? Ini Pengertiannya

Work Smart
Menhub Imbau Maskapai Tak Jual Tiket Pesawat di Atas Tarif Batas Atas

Menhub Imbau Maskapai Tak Jual Tiket Pesawat di Atas Tarif Batas Atas

Whats New
Anak Usaha Kimia Farma Jadi Distributor Produk Cairan Infus Suryavena

Anak Usaha Kimia Farma Jadi Distributor Produk Cairan Infus Suryavena

Whats New
Cara Cek Formasi CPNS dan PPPK 2024 di SSCASN

Cara Cek Formasi CPNS dan PPPK 2024 di SSCASN

Whats New
Pertamina Patra Niaga Apresiasi Polisi Ungkap Kasus BBM Dicampur Air di SPBU

Pertamina Patra Niaga Apresiasi Polisi Ungkap Kasus BBM Dicampur Air di SPBU

Whats New
HMSP Tambah Kemitraan dengan Pengusaha Daerah di Karanganyar untuk Produksi SKT

HMSP Tambah Kemitraan dengan Pengusaha Daerah di Karanganyar untuk Produksi SKT

Whats New
BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

Work Smart
Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Whats New
Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com