Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Diminta Tak Terlena dengan Harga Minyak yang Turun

Kompas.com - 23/10/2014, 19:46 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Meski harga minyak dunia lagi turun, Presiden Joko Widodo diingatkan agar tidak terlena.

Ekonom Mandiri Institute Destry Damayanti menuturkan, pemerintah baru wajib melakukan reformasi struktural, jika ingin mencapai pertumbuhan ekonomi tujuh persen sebagaimana yang dikampanyekan. "Satu yang pasti masalah minyak. Meski harga minyak dunia turun, tapi toh masih tetap di atas harga subsidi kita," kata Destry, Kamis (23/10/2014).

Harga patokan minyak dunia yang turun, memang membuat subsidi bahan bakar minyak (BBM) turun. Selisih antara harga BBM bersubsidi dengan harga keekonomian menjadi 40-50 persen, sebelumnya mencapai 70 persen.

Destry memperhitungkan, subsidi BBM yang diberikan pemerintah saat ini sekitar Rp 1.500-Rp 2.000 per liter. Namun, angka subsidi ini masih cukup besar jika dikalikan dengan total volume 48 juta kiloliter. Apalagi, kata dia, sudah menjadi rahasia umum subsidi BBM banyak bocor ke pihak-pihak yang tidak berhak mendapat subsidi. "Beliau (Jokowi) harus berani (menghapus subsidi BBM)," lanjut Destry.

Destry menyampaikan, pengalaman selama ini regulator cenderung membuat kebijakan yang salah, pada saat kondisi ekonomi baik. Sebaliknya, pada saat ekonominya buruk, biasanya policy yang dibuat justru baik.

Destry kembali menuturkan, saat ini boleh dibilang Indonesia dalam kondisi nyaman, harga minyak dunia melorot, di sisi lain Bank Sentral AS diprediksi mengulur waktu mengerek suku bunganya. "Terus juga kayaknya politiknya lebih kondusif dari sebelumnya. Jadi keenakan nanti, bisa lupa kebijakan yang tadinya mau diambil, jadi mundur. Ini jangan sampai tidak jadi," tegas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kehabisan Tiket Kereta? Coba Fitur Access by KAI Ini

Kehabisan Tiket Kereta? Coba Fitur Access by KAI Ini

Spend Smart
Harga Saham BBRI 'Nyungsep' 5 Persen, Investor 'Buy' atau 'Hold'?

Harga Saham BBRI "Nyungsep" 5 Persen, Investor "Buy" atau "Hold"?

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di BCA Mobile

Cara Hapus Daftar Transfer di BCA Mobile

Work Smart
Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia

Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia

Whats New
Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Optimalkan LNG Lintas Negara

Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Optimalkan LNG Lintas Negara

Whats New
Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Whats New
Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Whats New
Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Whats New
Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Whats New
Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Whats New
Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Whats New
Dorong UMKM 'Go Global', Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Dorong UMKM "Go Global", Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Whats New
Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Whats New
Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Whats New
Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com