Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Membelah Kemacetan Ibukota dengan Ojek Argo, Hanya Rp 3,4 Per Meter

Kompas.com - 27/10/2014, 10:46 WIB
Tabita Diela

Penulis

 

JAKARTA, KOMPAS.comKeterbatasan sarana transportasi massal bebas hambatan di DKI Jakarta memaksa penduduknya kreatif dalam mencari alternatif transportasi. Untuk "membelah" kemacetan, biasanya mereka memanfaatkan jasa ojek. Hanya saja, ojek, sebagai usaha informal pada umumnya tidak memiliki standar pelayanan dan patokan tarif yang jelas.

Peluang ini ditangkap Andri Harsil. Andri menawarkan jasa ojek profesional yang siap dipanggil ke berbagai tempat di Jakarta dan menggunakan argo.

"Mulai bisnis ini ya? Sebenarnya sih karena lihat peluang aja, setelah ngobrol sama beberapa orang dan ngerasain langsung, gimana ga enaknya transportasi Jakarta. Kalaupun ada banyak ojek yang beredar di Jakarta, masih juga ada yg komplain. Harga yang mahal, penampilan tukang ojeknya yang dikomentarin sampai gaya bawa motornya yang cenderung ugal-ugalan," ujar Andri kepada Kompas.com.

Setiap armada Andri dilengkapi dengan wifi gratis, plastik pelindung rambut, box penyimpanan barang berharga, serta jas hujan. Penghitungan argonya pun jelas.

Andri membanderol dengan tarif ojeknya cukup terjangkau. Untuk kilometer pertama tarifnya adalah Rp 4.000. Adapun untuk kilometer berikutnya dikenakan tarif Rp 3,4 per meter tanpa pembulatan.

Andri memulai bisnis dengan mengusung merek Bangjek ini sejak 11 bulan lalu. Dengan modal Rp 100 juta, ia kini memiliki lima motor dan mempekerjakan enam orang. Lima orang sebagai pengendara motor dan satu orang bertugas untuk customer service. Menurut dia, setiap pagi sebelum mulai bekerja di salah satu stasiun televisi swasta, Andri merangkap sebagai petugas layanan pelanggan.

Ia bertutur bahwa usaha ini ia rintis dengan cara mempelajari usaha ojek argo pendahulu. Dari langkah tersebut, dia tahu "kunci" untuk membuat usahanya lebih menarik.

"Sempat juga memang lihat para pendahulu bisnis ojek argo, yang lebih lama malang melintang di bisnis ini. Tapi ngerasa ada yang kurang juga, misal harga yang masih belum terjangkau pengguna alias belum murah. Jadinya ketika nyoba bisnis ini, harga jadi fokus utama. Di samping beberapa fasilitas yang belum ada di ojek argo yang lain," ujarnya.

Sejauh ini, tutur Andri, omzet usahanya masih fluktuatif. Namun, Andri melihat adanya kesempatan untuk memperbesar usahanya.

"Ini lagi nabung dulu supaya bisa nambah armada (motor). Meski sebenarnya kemarin-kemarin ada yang nawarin buat kerja sama atau nyimpan modal," ujar Andri.

Andri enggan menerima kerja sama tersebut. Dia masih ingin mempelajari seluk-beluk bisnis transportasi. Andri juga ingin agar rekanan usahanya sudah yakin terhadap kinerja bisnis yang dirintisnya.

"Masih merintis dulu. Biar tahu seluk beluknya. Kalau sudah existing, lebih enak ngembanginnya. Jadi, partner usahanya juga makin yakin kalau memang menguntungkan nanam modal di BangJek," ucapnya.

Kelima ojek Andri ini bisa dihubungi lewat telepon (021-93805604), BlackBerry Messenger (31135F48), WhatsApp, Line, dan KakaoTalk Messenger (0888-0185-9959), Facebook ojeg_nyaman, dan Twitter @ojegnyaman.

baca juga: Benarkah Modal Kendala Utama Para Entrepreneur?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Whats New
Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Whats New
Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Signifikansi 'Early Adopters' dan Upaya 'Crossing the Chasm' Koperasi Multi Pihak

Signifikansi "Early Adopters" dan Upaya "Crossing the Chasm" Koperasi Multi Pihak

Whats New
Rupiah Tertekan Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS, BI Terus Intervensi Pasar

Rupiah Tertekan Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS, BI Terus Intervensi Pasar

Whats New
Cara Gadai BPKB Motor di Pegadaian, Syarat, Bunga, dan Angsuran

Cara Gadai BPKB Motor di Pegadaian, Syarat, Bunga, dan Angsuran

Earn Smart
Harga Minyak Dunia Melonjak 3 Persen, Imbas Serangan Balasan Israel ke Iran

Harga Minyak Dunia Melonjak 3 Persen, Imbas Serangan Balasan Israel ke Iran

Whats New
Kembangkan Karier Pekerja, Bank Mandiri Raih Peringkat 1 Top Companies 2024 Versi LinkedIn

Kembangkan Karier Pekerja, Bank Mandiri Raih Peringkat 1 Top Companies 2024 Versi LinkedIn

Whats New
Cara Cek Angsuran KPR BCA secara 'Online' melalui myBCA

Cara Cek Angsuran KPR BCA secara "Online" melalui myBCA

Work Smart
10 Bandara Terbaik di Dunia Tahun 2024, Didominasi Asia

10 Bandara Terbaik di Dunia Tahun 2024, Didominasi Asia

Whats New
Rupiah Melemah, Utang Luar Negeri RI Naik Jadi Rp 6.588,89 Triliun

Rupiah Melemah, Utang Luar Negeri RI Naik Jadi Rp 6.588,89 Triliun

Whats New
Simak, Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Simak, Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Whats New
Pegadaian Catat Penjualan Tabungan Emas Naik 8,33 Persen di Maret 2024

Pegadaian Catat Penjualan Tabungan Emas Naik 8,33 Persen di Maret 2024

Whats New
BUMN Farmasi Ini Akui Tak Sanggup Bayar Gaji Karyawan sejak Maret 2024

BUMN Farmasi Ini Akui Tak Sanggup Bayar Gaji Karyawan sejak Maret 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com