Menurut Tirta, sektor keuangan syariah di Indonesia memiliki potensi yang besar. Dia menjelaskan, potensi syariah layak dikembangkan lantaran ekonomi keuangan syariah terbukti tahan terhadap gejolak krisis.
"Menurut akademisi, ekonomi keuangan syariah terbukti lebih tahan terhadap gejolak krisis. Hal ini karena pada dasarnya di sektor keuangan syariah itu selalu ada underlying sektor riil-nya. Sehingga, kalau di ekonomi keuangan syariah itu, sektor keuangannya tidak berjalan sendiri," ujarnya.
Hal senada disampaikan oleh Direktur Eksekutif Kepala Departemen Internasional BI, Aida S. Budiman. Aida menuturkan, pemeluk agama Islam di Indonesia berjumlah besar. Indonesia sendiri memiliki 27.500 pesatren dengan sekitar tiga juta santri di yang tengah menuntut ilmu di dalamnya.
"Tujuan kita ingin menjadikan Indonesia sebagai pusat pengembangan ekonomi syariah global dan Surabaya sebagai pusat pengembangan ekonomi syariah nasional. Kita ingin mengenalkan pada masyarakat bntuk-bentuk kegiatan dan produk keuangan syariah. Kita ingin memperhatikan SDM karena tidak mungkin ekonomi keuangan syariah bisa brkembang tanpa sumber daya yang baik," ujarnya.
Salah satu langkah nyata yang akan ditempuh Bank Indonesia untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat pengembangan ekonomi syariah adalah dengan mengadakan acara tahunan Indonesia Shari’a Economic Festival (ISEF). Acara yang akan diadakan pada 3 sampai 9 November 2014 tersebut diadakan di Surabaya, Jawa Timur.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.