Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Strategi Susi Pudjiastuti untuk Babat "Illegal Fishing"...

Kompas.com - 30/10/2014, 00:56 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, memastikan akan memberantas para pencuri kekayaan laut Indonesia. Apa strateginya?

"Untuk perusahaan perkapalan yang hanya main smuggling (penyelundupan), menangkap tanpa izin, saya pasti babat, saya habiskan," kata Susi dalam konferensi pers, Rabu (29/10/2014).

Menurut Susi, kegiatan penangkapan tanpa izin tersebut bisa merusak lingkungan, dan jelas merugikan negara.

Ini strateginya

Susi memaparkan, kementeriannya akan membenahi data inventarisasi kekayaan laut Indonesia, sekaligus data pelaku usaha di sektor perikanan.

Tujuan pembenahan data itu, kata Susi, adalah untuk menekan angka penangkapan ikan ilegal tersebut. "Karena semuanya terekam," tegas dia.

Belajar dari pengalamannya di bidang penerbangan--capaiannya selain di bidang perikanan--Susi mengatakan semua data pemilik pesawat terbang terekam lengkap di Kementerian Perhubungan. "Saya mau buat hal yang sama di Kelautan dan Perikanan," kata dia.

Selain data-data kapal, Susi juga memerintahkan jajarannya di Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk melengkapi pula data inventaris perikanan tangkap dan perikanan budidaya.

Seluruh jajaran dinas terkait kelautan dan perikanan di seluruh Indonesia, kata Susi, akan segera dia kumpulkan. Pertemuan rutin minimal sebulan sekali juga dia rencanakan.

"Saya tidak mungkin lebih tahu dari orang Jambi soal perikanan di Jambi. Saya tidak mungkin lebih tahu dari orang Papua soal perikanan di Papua. Saya orang yang senang mendapat masukan dari daerah-daerah," tegas dia.

Sebelumnya, dalam diskusi publik bertajuk "Roadmap Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia" di Hotel Borobudur, Jakarta, Senin (29/9/2014), Presiden Joko Widodo menyebutkan, kerugian akibat pencurian hasil laut itu membuat Indonesia mencapai sekitar Rp 300 triliun per tahun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Terinspirasi Langkah Indonesia, Like-Minded Countries Suarakan Penundaan dan Perubahan Kebijakan EUDR

Terinspirasi Langkah Indonesia, Like-Minded Countries Suarakan Penundaan dan Perubahan Kebijakan EUDR

Whats New
Manfaat Rawat Inap Jadi Primadona Konsumen AXA Financial Indonesia

Manfaat Rawat Inap Jadi Primadona Konsumen AXA Financial Indonesia

Whats New
Kemenko Marves: Prabowo-Gibran Bakal Lanjutkan Proyek Kereta Cepat sampai Surabaya

Kemenko Marves: Prabowo-Gibran Bakal Lanjutkan Proyek Kereta Cepat sampai Surabaya

Whats New
Layani Angkutan Lebaran Perdana, Kereta Cepat Whoosh Angkut 222.309 Penumpang

Layani Angkutan Lebaran Perdana, Kereta Cepat Whoosh Angkut 222.309 Penumpang

Whats New
Laba Unilever Naik 3,1 Persen Menjadi Rp 1.4 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Unilever Naik 3,1 Persen Menjadi Rp 1.4 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
IHSG Diprediksi Menguat Hari Ini, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Diprediksi Menguat Hari Ini, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Imbal Hasil Obligasi Meningkat, Wall Street Ditutup Bervariasi

Imbal Hasil Obligasi Meningkat, Wall Street Ditutup Bervariasi

Whats New
Simak 5 Tips Raih 'Cuan' dari Bisnis Tambahan

Simak 5 Tips Raih "Cuan" dari Bisnis Tambahan

Whats New
Unilever Ungkap Dampak Boikot Produk pada Keberlangsungan Bisnis

Unilever Ungkap Dampak Boikot Produk pada Keberlangsungan Bisnis

Whats New
Daftar 7 Mata Uang Eropa dengan Nilai Tukar Terkuat

Daftar 7 Mata Uang Eropa dengan Nilai Tukar Terkuat

Whats New
Tingkatkan Layanan, Shopee Luncurkan Program Garansi Tepat Waktu

Tingkatkan Layanan, Shopee Luncurkan Program Garansi Tepat Waktu

Whats New
Kurs Mata Uang Vietnam ke Rupiah Sekarang

Kurs Mata Uang Vietnam ke Rupiah Sekarang

Whats New
[POPULER MONEY] Kata DHL soal Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta | Tesla Bakal PHK 2.688 Karyawan

[POPULER MONEY] Kata DHL soal Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta | Tesla Bakal PHK 2.688 Karyawan

Whats New
Cara Transfer BNI ke ShopeePay lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke ShopeePay lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Cara Beli Tiket PLN Mobile Proliga 2024 lewat HP

Cara Beli Tiket PLN Mobile Proliga 2024 lewat HP

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com