Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menkeu: Skema Kompensasi Kenaikan Harga BBM Bersubsidi Akan Bervariasi

Kompas.com - 30/10/2014, 22:00 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro menyampaikan, kompensasi kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi yang disiapkan pemerintah saat ini lebih baik daripada sebelumnya, seperti bantuan langsung tunai.

Alasannya, kata Bambang, kategori kompensasinya lebih bervariatif. "Artinya, variatif, tidak sekadar cash transfer," kata Bambang kepada wartawan pada Kamis (30/10/2014).

Lebih lanjut, dia menuturkan, ada kompensasi yang secara spesifik disalurkan untuk kebutuhan yang terkait kesejahteraan masyarakat, misalnya pendidikan dan kesehatan. "Jadi, Kartu Indonesia Sehat dan Kartu Indonesia Pintar itu akan menjadi bagian dari kompensasi itu," kata Bambang.

Alasan lainnya, skema pemberian kompensasi BBM kali ini pun berbeda dari sebelumnya. Pemerintah akan mengurangi pemberian uang cash secara fisik. "Jadi, kita sudah saatnya menggunakan e-money dan rekening bank," ucap dia lagi.

Dengan skema baru ini, pemerintah ingin mendorong financial inclusion. Mantan Wakil Menteri Keuangan itu pun menyampaikan, dengan dikirim melalui e-money, pemerintah tidak lagi butuh waktu panjang untuk menyalurkan uang cash. Pemerintah memanfaatkan penetrasi ponsel yang lebih tinggi dibanding penetrasi perbankan untuk menyalurkan kompensasi kenaikan harga BBM bersubsidi.

"Nah di situlah e-money menjadi penting. Karena bagaimana menngirim ke ponsel, tapi uangnya uang fisik. Jadi, ini harus e-money. Tapi, untuk membuat keluarga yang menerima itu juga bisa lebih bijak menggunakan uangnya, dibuatkanlah tabungan," ujar Bambang.

Dengan tabungan itu, imbuh dia, diharapkan tidak begitu saja uang tersebut dipakai untuk membeli rokok, membeli pulsa, atau membeli hal-hal yang tidak produktif. Uang bantuan benar-benar diarahkan untuk kepentingan pokok dari keluarga tersebut.

"Kira-kira itu yang membuat kompensasi sekarang ini lebih baik daripada yang dulu," kata Bambang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com