Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Minyak Dunia Melorot, Dana Subsidi BBM Hemat Rp 2 Triliun

Kompas.com - 06/11/2014, 09:46 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Terus turunnya harga minyak mentah dunia berdampak positif pada anggaran. Anggaran subsidi bahan bakar minyak (BBM) bisa turun di bawah pagu.

Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan (Kemkeu) Askolani mengatakan realisasi anggaran subsidi BBM akan turun dari target karena harga Indonesia Crude Price (ICP) yang melemah. Dengan perkembangan harga minyak terakhir, bakal ada penurunan realisasi BBM subsidi  Rp 1 triliun-Rp 2 triliun.

Penurunan anggaran ini dengan asumsi kebijakan volume BBM sesuai pagu yaitu 46 juta kiloliter (kl). "Kalau volume berubah, anggaran juga bisa berubah," ujar Askolani, Selasa (4/11/2014).

Sekadar gambaran, anggaran subsidi BBM dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2014 mencapai Rp 246,5 triliun. Per 29 Agustus, belanja subsidi BBM mencapai Rp 162,4 triliun atau 63 persen.

Secara kuota, Pertamina sudah menyalurkan BBM subsidi 39,07 juta kl per akhir Oktober. Jumlah itu terdiri dari premium 24,92 juta kl, solar subsidi 13,38 juta kl, sisanya minyak tanah.

Asal tahu saja, rata-rata ICP dari Januari-September 2013 sebesar 104,39 dollar AS per barel. Kemkeu memperkirakan rata-rata ICP hingga akhir tahun berada pada kisaran 102 dollar AS-104 dollar AS per barel, target APBN-P 105 dollar AS per barel.

Seharusnya, penurunan ini bisa menghemat anggaran subsidi lebih besar. Namun, karena nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) juga melemah, penghematannya pun terbatas.

Meskipun harga ICP dalam trend menurun dan anggaran bisa di bawah pagu, pemerintah akan tetap pada keputusannya menaikkan harga BBM. "(Kenaikan harga) sudah kewajiban," tandas Askolani.

Kenaikan harga BBM akan menghemat anggaran subsidi. Namun, Askolani mengatakan belum bisa merincinya.

Ekonom Bank Danamon, Dian Ayu Yustina mengatakan kenaikan harga BBM perlu dilakukan untuk menyelamatkan anggaran 2015. Pada tahun ini, bila harga BBM naik Rp 2.000 per liter pada awal November, akan menghemat Rp 14 triliun. "Penghematan tahun depan Rp 90 triliun-Rp 110 triliun," kata Dian.

Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih berpendapat penurunan drastis harga minyak dunia sedang terjadi. ICP pada Oktober sebesar 83,27 dollar AS per barel. Secara rata-rata selama 10 bulan dari Januri-Oktober,  ICP sekitar 102 dollar AS per barel.

"ICP turun bisa hemat anggaran, tapi BBM subsidi juga harus naik harga," kata Lana. Alasannya, harga minyak dunia bisa naik seiring kenaikan suku bunga AS.

Dengan melemahnya ICP, Lana menyarankan, pemerintah menaikkan harga BBM secara bertahap. Untuk tahun ini, kenaikan harga BBM cukup Rp 1.000 per liter. Hitungan Lana, setiap kenaikan harga BBM subsidi Rp 1.000 per liter akan mengurangi anggaran subsidi sebesar Rp 48 triliun per tahun.

Informasi saja pada penutupan Rabu (5/11/2014) waktu setempat, harga minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Desember, berada di posisi 78,68 dollar AS per barel di New York Mercantile Exchange.

Sementara untuk minyak mentah Brent North Sea pengiriman Desember menetap di 82,95 dollar AS per barel di perdagangan London.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Whats New
Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com