Menurut Deputi Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, pertemuan yang diadakan pada 5 dan 6 November 2014 tersebut juga menghasilkan kesepakatan bahwa masing-masing otoritas moneter negara anggota OKI akan saling bertukar pengetahuan dan peningkatan kapasitas perekonomian.
"Di antara negara-negara OKI, spirit yang menonjol adalah spirit kerjasama. Oleh karena itu, di samping beberapa hal yang sudah disepakati, ada juga kesepakatan sharing knowledge dan capacity building," tutur Perry dalam keterangan pers seusai pertemuan Gubernur Bank Sentral negara OKI di Surabaya, Kamis (6/11/2014).
Perry menjelaskan bahwa belum semua negara OKI memiliki pemahaman menyeluruh mengenai kebijakan makro prudensial dan inklusi keuangan. Sebagai contoh, di satu sisi, Indonesia sudah mengikutsertakan kebijakan makro prudensial dalam bauran kebijakan yang diambil BI.
Indonesia juga sudah mulai menggalakkan inklusi keuangan. Di sisi lain, Indonesia perlu belajar lebih dalam mengenai ekonomi dan keuangan syariah. "Masalah penerapan kebijakan makro prudensial disepakati ada kerjasama saling mengajarkan," imbuh Perry.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.