Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Susi: Kadang-kadang Sehabis Rakor, Kepala Saya Agak "Deadlock"

Kompas.com - 08/11/2014, 22:22 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengatakan, seusai rapat koordinasi dengan lembaga negara lain justru terkadang malah membuat pikirannya buntu, terutama ihwal patroli pengamanan di laut.

Menurut Susi, selama ini banyak yang berpikiran lemahnya pengamanan di laut lantaran kekurangan armada dan peralatan yang dimiliki. Padahal, menurut Susi, permasalahan terletak pada biaya operasionalnya.

"Kadang-kadang sehabis rakor, kepala saya agak deadlock karena tidak mengerti kita mau mengejar atau tambah patroli. Tapi kapal yang ada saja hanya 30 persen yang jalan," ujar Susi di Jakarta, Jumat (7/11/2014).

Susi mengatakan, cara untuk memperkuat pengawasan di laut sekarang ini bukan dengan jalan menambah armada kapal, melainkan dengan menambah anggaran operasional.

"Permasalahannya bukan di alatnya, melainkan di budget. Untuk menangkap illegal fishing, apakah kia harus membeli lagi (kapal), padahal yang ada pun belum dioperasikan semua karena BBM enggak ada," imbuhnya.

Sekarang ini, lanjut Susi, hanya 30 persen kapal milik kepolisian yang dioperasikan dari semua kapal yang dimiliki. Sementara di TNI Angkatan Laut, dari 70 kapal, hanya 12 yang dioperasikan.

"Angkatan Laut mengaku punya 70 kapal, dan yang jalan hanya 12 itu pun operasinya hanya 10 hari dalam sebulan. Polisi 460 cuma jalan 30 persen, itu pun operasinya tidak setiap hari, jadi  solusinya bukan penambahan kapal, tapi operasional," tutur Susi. (Taufik Ismail)
Baca juga: CEO BNI: Ibu Susi, Mau yang Mana Dulu Fokusnya?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com