Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Jokowi Diminta Tegas soal Blok Mahakam

Kompas.com - 10/11/2014, 13:44 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif IRESS, Marwan Batubara mendesak pemerintah untuk segera mengambil alih Blok Mahakam yang sudah berakhir masa kontraknya untuk diserahkan pengelolaannya kepada PT Pertamina (Persero).

"Tuntutannya tidak ada kata lain selain menyerahkan Blok Mahakam selain ke Pertamina, dan tidak ada transisi-transisinya," kata Marwan dalam launching buku 'Kembalikan Mahakam', di Gedung Parlemen, Jakarta, Senin (10/11/2014).

Marwan menyebutkan, cadangan terbukti minyak sebanyak 5 juta barrel, sementara cadangan terbukti gas Mahakam saat ini tinggal 2 sampai 10 TCM (terra cubic meters). Namun, soal sisa ini adalah masalah kedua.

"Tapi kalau tinggal 2 TCM kenapa si asing itu ngotot? Sampai ada PM datang, Jero diundang ke Perancis. Sikap pemerintah berubah setelah Jero diundang. Pak JK sendiri, itu dulu mendukung diserahkan ke Pertamina," lanjut Marwan.

Nampaknya keuntungan dari mengelola Mahakam sangat tinggi, yang menjadi alasan kontraktor Mahakam ingin memperpanjang kontrak. Marwan menyebut, internal rate of return (IRR) operasi migas yang biasanya hanya 12-18 persen, Blok Mahakam memberikan IRR sampai 28 persen.

Saat ini bagian negara dari Blok Mahakam sama dengan 60 persen, cost recovery 18 persen, dan bagian kontraktor adalah 22 persen. Menurut perhitungan Marwan, selama 16 tahun, biaya operasional Blok Mahakam sama dengan 21,3 miliar dollar AS, sementara cost recoverny-nya sebesar 19,1 miliar dollar AS. Split bagi kontraktor sebesar 23,5 miliar dollar AS. Sehingga keuntungan kontraktor mencapai 1,47 miliar dollar AS per tahun. Adapun nett cash outflow 21,3 juta dollar AS.

"Buku ini akan kita sampaikan ke pemerintah. Kita insya Allah minta waktu Pak Jokowi untuk datang. Supaya tidak dapat informasi dari antek-antek asing," kata Marwan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com