Hal ini disampaikan Asisten II Pemprov Bengkulu, Edi Waluyo dalam pertemuannya secara tertutup dengan Gubernur Bengkulu, Junaidi Hamsyah, Senin (10/11/2014). Rencana pembuatan rel kereta api ini cukup lama menggantung sejak beberapa tahun yang lalu. Akibat belum berjalannya proses lelang ditakutkan anggaran senilai Rp 3 triliun tidak mencukupi biaya pembangunan karena kurs yang terus berubah.
"Pekan ini Pemrov Bengkulu akan berkoordinasi dengan Kementerian perhubungan dan Dirjen Kereta Api, meminta rekomendasi percepatan pembangunan tersebut," kata Edi Waluyo.
Pergantian presiden menurut Edi Waluyo juga memicu rencana pembangunan sedikit terhambat. Namun dengan kabinet baru dibawah kepemimpinan Joko Widodo maka pembangunan tersebut dapat direspon cepat.
Rencananya pembangunan rel kereta api yang menghubungkan Bengkulu-Sumsel tersebut dimanfaatkan untuk membawa hasial bumi dan batubara yang berasal dari Provinsi Sumsel ke Pelabuhan Pulau Baai. Langkah ini dapat memotong jalur distribusi menuju Jakarta dan diyakini dapat menekan cost produksi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.