Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jadi Ketua Tim, Faisal Basri Berharap Bisa Ubah "Kutukan" Menjadi Berkah

Kompas.com - 17/11/2014, 10:10 WIB
Tabita Diela

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Kekuasaan demokratis itu tidak akan pernah hancur karena tidak memiliki kekuatan yang cukup atau tidak ditopang oleh sumber daya yang memadai. Tetapi, bisa runtuh karena keliru mengarahkan kekuatannya dan menyalahgunakan sumber dayanya. (Alexis de Tocqueville)

Faisal Basri secara resmi ditunjuk sebagai Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Migas oleh Menteri ESDM Sudirman Said, Minggu (16/11/2014). Dalam konferensi pers di Gedung ESDM, Faisal Basri sempat mengutip ujaran tokoh Prancis, Alexis de Tocqueville, sebagai pendorong perannya dan timnya dalam sektor energi nasional.

Tocqueville, sejarawan dan pemikir politik asal Prancis bernama lengkap Alexis-Charles-Henri Clérel de Tocqueville (1805-1859), memiliki pandangan tersendiri mengenai demokrasi. Khususnya, demokrasi di Amerika Serikat. Buah pikiran Tocqueville di atas tersebut dikutip oleh Faisal. 

"Mudah-mudahan, Tocqueville ini mengingatkan kita bahwa sumber daya bisa menjadi resource, bisa jadi kutukan untuk sumber daya. Kita berharap dengan Tim Reformasi ini, dari kutukan bisa jadi berkah," tutur Faisal di Jakarta, Minggu (16/11/2014).

Faisal menyatakan, saat ini kondisi sumber daya alam Indonesia memprihatinkan.  "Kalau sekarang, nestapa. Kalau kita lihat sejak 2012 kita sudah defisit minyak mentah. Padahal 2003 kita masih surplus minyak. 2004 mulai defisit 3,8 miliar dollar AS. Kemudian 2013 menjadi 27,7 miliar dollar AS. Ini akselerasinya luar biasa cepat. Sehingga efeknya juga ke transaksi berjalan, ke mana-mana," katanya.

Untuk itu, ekonom Universitas Indonesia ini berjanji bekerja keras bersama timnya untuk mendorong maksimalisasi sumber daya alam.  "Saya berjanji untuk bekerja keras dengan kawan-kawan yang sepertinya akan berasal dari stakeholder," katanya.

baca juga: Faisal Basri Pimpin Komite Reformasi Tata Kelola Migas

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com