Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Cermati Sumbatan Distribusi Bahan Pokok di Pelabuhan

Kompas.com - 20/11/2014, 15:27 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com – Pemerintah mencermati distribusi bahan pangan strategis pasca-kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), khususnya pasokan cabai.

Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Kementerian Perdagangan, Srie Agustina menuturkan, pemerintah akan menjaga distribusi dan logistik bahan pokok agar tidak tersumbat distribusinya.

“Misalnya di pelabuhan tidak ngantri, khususnya untuk bahan kebutuhan pokok. Sekarang ini yang lagi meningkat harganya adalah cabai, karena itu akan memberikan dampak pada inflasi,” kata Srie, Kamis (20/11/2014).

Sementara itu, Menko Perekonomian, Sofyan Djalil mengatakan sebetulnya selama ini sudah ada jalur khusus untuk logistik bahan pangan di pelabuhan. Hanya saja, pemerintah ingin agar jalur khusus tersebut betul-betul dimonitor. “Apakah pasokan cabai harus antri di pelabuhan atau tidak. Sehingga, ini akan mengurangi biaya-biaya,” ujar Sofyan.

Menurut dia, ada permasalahan struktural yang menyebabkan sejumlah hortikultura seperti cabai dan bawang selalu mengalami lonjakan harga pada saat-saat tertentu. “Ada regulasi yang tidak tepat. Masak negara agraris besar, cabai pun kita impor?” kata dia.

Untuk itu, dia pun meminta kementerian terkait untuk melakukan studi meningkatkan produksi, misalnya dengan menggunakan teknologi sprinkle ataupun teknologi rumah kaca. “Tahun depan akan kita uji, kemudian baru dilakukan secara masal,” imbuh Sofyan.

Di sisi lain, ia juga bilang, pemerintah tidak ingin lagi masalah tingginya harga cabai menjadi sorotan utama di media. Sofyan yakin, sebetulnya tidak ada alasan bagi pemerintah untuk tidak bisa mengatasi masalah cabai. "Cuma barang kali sebelumnya lebih banyak kita hanya bicara ketimbang bergerak,” pungkas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com