Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Xi Jinping Membagi Jokowi Tiga Kunci Sukses Tiongkok jadi Raksasa Ekonomi

Kompas.com - 21/11/2014, 08:49 WIB
Tabita Diela

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo, atau yang akrab dikenal dengan nama Jokowi, mengaku penasaran atas keberhasilan Tiongkok menjadi raksasa ekonomi dunia.

"Berkaitan dengan melompatnya, meroketnya Tiongkok sebagai sebuah raksasa ekonomi dunia saat ini. Kenapa dia bisa seperti ini?" kata Presiden dalam "Bankers Dinner" yang digelar Bank Indonesia Kamis (20/11/2014) malam.

Kepenasarannya itu, sebut Presiden, karena selama ini Tiongkok dikenal sebagai negara komunis yang begitu tertutup, baik dalam pergerakan informasi maupun investasi. Lantas, Tiongkok justeru mengambil keputusan berani untuk membuka pintu bagi masuknya investasi asing.

"Kenapa mereka berani membuka pintu untuk investasi?" tanya Jokowi.

Seperti biasa, Jokowi tidak menyampaikan pidatonya dengan kaku. Menggunakan bahasa tubuh, Jokowi menjelaskan kesempatannya bertemu Presiden Tiongkok Xi Jinping dalam acara makan malam. "Presiden Xi, saya mau tanya. Beri tiga kunci sukses kenapa Tiongkok bisa sukses. Tiga saja, apa?" ujar Jokowi menirukan pembicaraannya tempo hari.

"Beliau menyampaikan, 'Satu, partai yang bersatu.' Ini yang sulit. Partai yang harus bersatu. Kok bisa? Iya, kalau tidak seperti itu bagaimana bisa membuat visi ke depan. Semua menatap arah yang sama. Bukan yang satu ke utara, selatan, barat, timur, bawah, ke atas," tutur Jokowi.

Kunci kedua yang dibagi Xi adalah gagasan besar. Sebuah negara harus memiliki gagasan, rencana, dan mimpi yang besar. Ketiga hal ini tidak turun dari langit. Seorang pemimpin, misalnya presiden, punya peran untuk merumuskan dan mendorong gagasan tersebut.

"Yang kedua, adalah gagasan besar. Punya gagasan besar, rencana, dan mimpi besar. Caranya mengejar mimpi, gagasan seperti apa? Ini tugas pemimpin. Dia ngomong, kalau bikin pelabuhan, pikir 100 tahun yang akan datang," ucap Jokowi.

Adapun kunci ketiga adalah pembangunan infrastruktur. Jokowi mengaku, dia pusing lantaran Indonesia tergolong terlambat dalam membangun infrastruktur. Jika infrastruktur dibangun lebih dari 20 tahun lalu, biaya-biaya pembebasan lahan, bahan bangunan, dan perizinan tergolong lebih murah dari saat ini. Terlambat bukan berarti tidak bisa dilakukan.

Karena itu, dalam kesempatan yang sama Jokowi pun menekankan pentingnya pembangunan infrastruktur. Namun, infrastruktur tidak mungkin dibangun tanpa adanya investasi.

Untuk itu, mengikuti jejak Tiongkok, Jokowi pun mendorong masuknya aliran dana asing masuk dalam bentuk investasi, khususnya investasi jangka panjang bagi pembangunan infrastruktur. "Pemikiran ini betul. Makanya selalu saya katakan infrastruktur, investasi, foreign direct investment (investasi asing langsung, FDI)," ujarnya.
baca juga: Jokowi Minta Target Penerimaan Pajak Ditambah Rp 600 Triliun

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com