Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menteri Susi Sebut "Manusia Perahu" Derawan adalah Ironi

Kompas.com - 21/11/2014, 21:27 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti, menyebut keberadaan "manusia perahu" di Derawan, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur sebagai ironi. Para "manusia perahu" ini, sebut dia, mengeruk kekayaan alam yang hasilnya tak dinikmati pula oleh rakyat Indonesia dan keberadaan mereka justru menjadi ancaman kedaulatan negara.

“Orang kampung setempat mau makan ikan kerapu saja tidak bisa karena ikan karang tidak ada lagi. Orang Natuna kebanyakan makannya cuma makan tongkol saja. Ini adalah dampak sosial (dari) level poverty ya,” kata Susi, Jumat (21/11/2014).

Susi menyatakan para "manusia perahu" yang berada di Derawan berasal dari Filipina dan Malaysia. Dia pun menegaskan mereka ini tak bisa disebut sebagai nelayan kecil, setidaknya dilihat dari ukuran kapal yang rata-rata di atas 10 gross ton (GT), sementara nelayan lokal hanya punya kapal berkekuatan sekitar 5 GT.

Menurut Susi, kapal para "manusia perahu" ini memang tak sebesar milik nelayan Thailand, misalnya, tetapi jelas lebih besar daripada kapal nelayan Indonesia. “(Lalu), mereka hidupnya di laut, lebih jago nangkapnya. Kalau alatnya sama saja, nelayan kita sudah kalah,” ujar dia.

Terlebih lagi, kata Susi, kalau di suatu pulau ada lebih banyak pendatang dibandingkan warga asli, maka lama-lama orang aslinya akan hilang. Persoalan ini, tegas dia, harus menjadi perhatian bersama.

“Tadi Pak Menko (Kemaritiman) sudah jelaskan bahaya jangka panjangnya seperti apa. Kehilangan pulau. Apa kita mau kehilangan pulau lagi?" tanya Susi. "Kan tidak!" tegas dia.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Kemaritiman, Indroyono Soesilo, mewanti-wanti pemerintah dan semua pihak untuk menyikapi keberadaan 400 “manusia perahu” yang ada di Tanjung Batu, Derawan. Indroyono menyebut keberadaan mereka membahayakan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (Baca: "Manusia Perahu" Derawan Ancam Kedaulatan NKRI).


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Whats New
Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Whats New
Cara Beli Pulsa melalui myBCA

Cara Beli Pulsa melalui myBCA

Spend Smart
Lima Emiten yang Akan Bayar Dividen Pekan Depan

Lima Emiten yang Akan Bayar Dividen Pekan Depan

Whats New
Pemerintah Dinilai Perlu Buat Formula Baru Kenaikan Tarif Cukai Rokok

Pemerintah Dinilai Perlu Buat Formula Baru Kenaikan Tarif Cukai Rokok

Whats New
5 Cara Beli Emas di Pegadaian, Bisa Tunai dan Nyicil

5 Cara Beli Emas di Pegadaian, Bisa Tunai dan Nyicil

Spend Smart
Masuki Usia ke-20, Sido Muncul Beberkan Rahasia Sukses Kuku Bima

Masuki Usia ke-20, Sido Muncul Beberkan Rahasia Sukses Kuku Bima

BrandzView
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com