”Saat ini, dari sudut pandang Ooredoo, komitmen kami terhadap Indosat akan terus dijaga. Apalagi dengan pendapatan yang didapat Indosat di Indonesia, kami sangat puas,” kata Chynthia Gordon, anggota Dewan Komisaris Ooredo, seperti dikutip dari Kompas akhir pekan lalu.
Menurut Chynthia, Indonesia adalah pasar terbesar mereka dari beberapa negara yang menjadi tempat operasi Ooredoo. Ooredoo juga tak ingin ada perubahan komitmen bisnis mereka di Indonesia.
Cynthia mengatakan, secara khusus belum ada pembicaraan antara Ooredoo dan Pemerintah Indonesia soal rencana pembelian kembali saham di Indosat. Ooredoo juga belum ada rencana menawarkan kembali saham di Indosat.
”Yang terpenting bagi kami, bagaimana komitmen kami untuk meningkatkan level bisnis di Indosat menjadi lebih baik. Kami juga berupaya akan melayani pelanggan menjadi lebih baik,” ucap Cynthia kepada wartawan Kompas, Aris Prasetyo di Barcelona, Spanyol.
Hal senada dikatakan Kepala Divisi Humas Indosat Adrian Prasanto. ”Seandainya memang ada rencana membeli kembali saham di Indosat, pembicaraan akan dilakukan dengan Ooredoo selaku perusahaan induk, bukan dengan Indosat,” kata Adrian.
Saat ini pemerintah Indonesia hanya mempunyai 14,29 persen saham Indosat, sedangkan Ooredoo mengantongi 65 persen. Sementara sisanya dimiliki publik. Pada tahun 2002, pemerintah melepas 41,9 persen saham yang dibeli Ooredoo.
Sepanjang 2014 hingga September, Indosat masih menangguk kerugian Rp 1,32 triliun,
turun 25 persen ketimbang rugi di kuartal III 2013 senilai Rp 1,76 triliun. Adapun jumlah pelanggan Indosat mencapai sekitar 54,2 juta pelanggan atau meraih 22 persen pangsa pasar di Indonesia.
baca juga: Kuartal III Masih Merah, Kerugian Indosat Capai Rp 1,32 Triliun
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.