Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Minyak Mentah Melorot ke Level Terendah September 2010

Kompas.com - 26/11/2014, 08:18 WIB

NEW YORK, KOMPAS.com - Harga minyak jatuh pada Selasa (25/11/2014) waktu setempt (Rabu pagi WIB), dengan patokan AS turun 2,2 persen, di tengah ekspektasi bahwa Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) tidak akan setuju untuk memangkas produksinya meskipun pasokan global lebih dari cukup.

Kontrak berjangka AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Januari, merosot 1,69 dollar AS di New York Mercantile Exchange, ditutup pada 74,09 dollar AS per barel. Harga in merupakan,  level terendah sejak pertengahan September 2010.

Minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Januari menetap di 78,33 dollar AS per barel di perdagangan London, turun 1,35 dollar AS dibanding penutupan Senin.

Ke-12 negara yang tergabung dalam OPEC akan menggelar pertemuan pada Kamis (27/11/2014), di bawah tekanan untuk mengatasi jatuhnya harga yang telah memangkas pendapatan mereka.

OPEC, yang menyediakan sekitar sepertiga dari pasokan minyak dunia, telah memiliki kuota produksi kelompok 30 juta barel per hari selama tiga tahun terakhir. Kartel ini menghasilkan 30,6 juta barel per hari pada bulan lalu, menurut Badan Energi Internasional (IEA).

Sejak Juni, harga minyak telah jatuh sekitar 30 persen, mengakibatkan anggota kartel miskin seperti Venezuela dan Ekuador mendesak untuk memotong produksi pada pertemuan Kamis di markas OPEC di Viena.

Menurut para analis, anggota OPEC dari Teluk, yang dipimpin Arab Saudi, menolak seruan tersebut kecuali mereka dijamin pangsa pasarnya di tengah arena yang sangat kompetitif.

baca juga: JK: Jika Minyak Dunia Naik 50 Dollar AS Per Barrel, Harga BBM Pasti Dihitung Ulang

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP/ANTARA
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com