Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Chevron Hentikan Tender EPC Migas Laut Dalam Indonesia

Kompas.com - 26/11/2014, 11:41 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Chevron Indonesia Company menghentikan tender engineering, procurement and construction (EPC) di proyek gas bumi di laut dalam Indonesia atau Indonesia Deepwater Development (IDD). Alhasil, produksi gas proyek IDD molor. Padahal, target awal, dari lima lapangan yang akan dibor, tiga diantaranya diharapkan bisa berproduksi mulai 2018.

Kepala Divisi Manajemen Proyek dan Pemeliharaan Fasilitas Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Agus Kurnia bilang, Chevron sebenarnya sudah membuka tender EPC, namun saat ini dihentikan lantaran pemerintah belum setuju permintaan Chevron agar pemerintah memperpanjang kontrak di proyek IDD. "Sudah ada beberapa calon pemenang, tapi dihentikan," ujar Agus, kepada Kontan, Senin (24/11/2014).

Informasi saja,  Chevron memiliki tiga blok migas di kawasan IDD, yakni Blok Makassar Strait yang kontraknya habis pada 2020, Blok Ganal yang kontraknya habis pada 2028, serta Blok Rapak yang juga habis pada 2027. Nah, Chevron ingin pemerintah menyamaratakan masa habis kontrak untuk tiga bloknya menjadi 2028.

Dalam proyek IDD tersebut, Chevron akan mengebor 28 sumur di lima lapangan, yakni Lapangan Bangka, Gehem, Gendalo, Maha, dan Gandang. Proyek ini juga direncanakan akan menghasilkan gas 150 juta kaki kubik (mmscfd) dari Lapangan Bangka dan minyak 60.000 barel per hari (bph).

Kemudian, Lapangan Gehem diharapkan bisa menghasilkan gas 420 mmscfd dan minyak 27.000  bph. Lalu segera menyusul gas dari Lapangan Gendalo 700 mmscfd dan minyak 25.000 bph yang targetnya bisa produksi 2018.

Sementara dua lapangan lagi akan dikerjakan setelah tiga lapangan berproduksi. Semua pembangunan serta pengembangan lima lapangan investasinya  12 miliar dollar AS.

Agus menyatakan, sambil menunggu respon dari pemerintah, Chevron akan mengkaji ulang proyek IDD, apakah proyek bisa berjalan baik atau tidak. Bahkan, bila proyek ini tertunda, maka investasinya akan membengkak alias bisa lebih dari 12 miliar dollar AS. "Belum ada kepastian kapan proyek ini akan berlanjut, itu tergantung Chevron dan juga Pemerintah," jelas dia.

Agus bilang, Indonesia punya ketergantungan yang tinggi terhadap proyek IDD karena cadangan migas di sana sangat melimpah untuk kebutuhan domestik. "Saya berharap proyek IDD ini tetap diteruskan, dengan izin pemerintah," imbuhnya. Bila tak ada kejelasan, proyek ini bisa molor dua tahun atau baru bisa produksi 2020.

Menanggapi ini, Vice President Policy, Government and Public Affairs Chevron Yanto Sianipar bilang, proyek IDD terus berjalan untuk Lapangan Bangka, Blok Rapak yang kontraknya habis 2027. (Pratama Guitarra)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com