Hanya saja, tim ini sudah membagi tugas dan menetapkan prioritasnya masing-masing. "Jadi kita kickoff meeting yang pertama, membahas pembagian tugas. Garis besarnya dua tim atau kelompok kerja yang menyinergikan hasil kerja mereka yang sudah ada sekarang," ujar Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Migas, Faisal Basri, di Jakarta, Rabu (26/11/2014).
Faisal menjelaskan, anggotanya yang berasal dari kalangan akademisi sudah membawa hasil kajiannya masing-masing. Secara khusus, Faisal menyebutkan nama Fahmi Radi (Universitas Gajah Mada), Rofikorohim (Universitas Indonesia), dan Darmawan Prasodjo (mantan Tim Pokja Transisi Pemerintahan).
Hasil kerja tim selanjutnya akan disinergikan. "Dari sana diharapkan keluar titik-titik atau simpul-simpul permasalahan yang akan direkomendasikan untuk diselesaikan," tukas Faisal.
Tim kedua ada bersifat kasuistik. "Kasus gitu. Tim yang menangani kasus. Karena kajian itu kan lama, sementara masyarakat publik mengharapkan hasil konkrit yang bisa dilaporkan," ujar Faisal.
Tim ini akan segera mendalami masalah transparansi penetapan harga bahan bakar minyak karena dianggap lebih bisa cepat ditangani ketimbang masalah yang membelit Petral.
"Mudah-mudahan minggu ini bisa, kita akan laporkan ke publik segera seperti apa. Terutama sekarang harga Pertamax, Shell, sudah Rp 9.950 sementara Premium Rp 8.500 dengan kualitas berbeda-beda. Ini tidak elok untuk dibiarkan begitu saja. Kami sudah komit ingin kontribusi untuk menciptakan transparansi agar tidak perlu ada teka-teki yang tidak perlu," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.