Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wapres Tekankan Pentingnya Pelatihan Agen dalam Pengembangan Layanan Keuangan Nirkantor

Kompas.com - 26/11/2014, 23:04 WIB
Icha Rastika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla menyambut baik program Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang akan mengembangkan layanan keuangan tanpa kantor (nirkantor). Ia menekankan, yang terpenting adalah para agen yang akan menjadi pelaksana program tersebut.

"Kendalanya iya lah melatih banyak agen. Bukan kendala sebenarnya, tetapi melatih banyak agen, teknologi IT-nya harus baik," kata Kalla ,di Kantor Wakil Presiden Jakarta, Rabu (26/11/2014).

Sebelumnya Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Muliaman D Hadad menyampaikan, melalui program layanan keuangan nirkantor ini, bank-bank tidak perlu lagi membangun kantor di pelosok-pelosok. Kehadiran mereka bisa diwakili para agen masing-masing.

Adapun agen tersebut bisa berasal dari perorangan, lembaga keuangan mikro, warung, atau lembaga lainnya.

"Para agen ini nanti di bina oleh bank, jadi bank yang bertanggung jawab membina. Oleh karena itu agen harus menjadi nasabah bank sehingga kemudian bank bisa membantu agen membangun jaringan IT-nya dan lain sebagainya," tutur Muliaman.

Menurut dia, beberapa bank sudah menyatakan minatnya untuk menerapkan layanan keuangan tanpa kantor (nirkantor). Penerapan program layanan keuangan nirkantor ini akan dimulai tahun 2015 mendatang. Namun, dia belum menyebutkan bank mana saja yang menyatakan minatnya untuk mengembangkan program baru tersebut.

Mengenai berapa jumlah agen yang akan menjadi perwakilan bank-bank, Muliaman mengaku belum mendapatkan laporan dari bank-bank yang menyatakan minatnya untuk mengembangkan program ini. Ia memprediksi pertumbuhan agen layanan keuangan nirkantor ini sangat besar.

"Saya belum menghitung secara spesifik. Nanti setelah masing-masing bank mengajukan berapa jumlah agennya, saya kira kita akan mengetahui," kata Muliaman.

Ia mengatakan, program layanan keuangan tanpa kantor (nirkantor) yang dilakukan melalui agen-agen diharapkan bisa menyaingi rentenir di daerah-daerah. Para agen tersebut bisa membantu penyediaan pinjaman dana hingga nilai maksimal Rp 20 juta.

“Agen itu juga bisa dimintakan sarana untuk memberikan kredit. Memang maksimal baru Rp 20 juta, boleh kredit yang diberikan melalui agen. Tapi, saya pikir Rp 20 juta itu sudah kita hitung jumlah yang memadai untuk membiayai ekonomi mikro di pedesaan sehingga dengan demikian tentu saja kehadiran agen tidak hanya membuka kesempatan untuk menabung, tetapi juga bisa ada kesempatan memperoleh pembiayaan dari bank,” tutur dia.

Selain itu, menurut dia, OJK memperkenalkan produk basic saving account yang bisa ditawarkan bank tanpa kantor. Produk ini, kata Muliaman, merupakan tabungan tanpa biaya administrasi dan tanpa saldo minimal. Kebijakan bank tanpa kantor ini diharapkan bisa diterapkan awal tahun depan. Persyaratan terkait layanan keuangan tanpa bank ini, kata dia, sudah diatur dalam peraturan perundang-undangan.

“Tetapi intinya tentu saja adalah bagaimana membuka akses keuangan yang lebih luas kepada masyarakat. Sebab tentu saya layanan bank dengan kehadiran layanan tanpa kantor ini betul-betul peneterasinya sampai jauh ke tengah-tengah masyarakat. Kita berharap bisa menyaingi pembiayaan dari renterir malah karena kemudian akses dari masyarakat tidak lagi musti datang ke kantor bank tapi cukup ke warung atau ke orang yang dia lebih familiar,” papar Muliaman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Whats New
Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com