Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

OJK Akan Memangkas Separuh Jumlah Bank

Kompas.com - 27/11/2014, 08:40 WIB

NUSA DUA, KOMPAS.com - Upaya otoritas perbankan mengurangi jumlah bank di Indonesia belum surut. Setelah Bank Indonesia (BI) menciutkan jumlah bank lewat program Arsitektur Perbankan Indonesia, kini Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menelurkan rencana baru.  

OJK akan merampingkan jumlah bank lewat program Masterplan Jasa Keuangan Indonesia atau MPJKI. Targetnya pun tak kepalang tanggung. Dalam tempo 10 tahun mendatang, jumlah bank akan menyusut hingga 50 persen dari jumlah saat ini.

Itu artinya, dengan jumlah bank yang eksis di Indonesia saat ini sebanyak 119 bank, di tahun-tahun mendatang, jumlah yang tersisa 59 hingga 60 bank saja. Hitungan OJK, jumlah tersebut ideal bagi industri perbankan nasional yang saat ini dianggap terlalu gemuk.  

"Target jumlah bank itu tercantum di MPJKI yang rencananya terbit awal tahun 2015," ujar Gandjar Mustika, Kepala Departemen Penelitian dan Pengaturan Perbankan OJK ke Kontan, Rabu (26/11/2014).

Penyusutan jumlah bank, rencananya akan dilakukan lewat merger, akuisisi dan konsolidasi. Salah cara yang akan ditempuh OJK adalah pemberian insentif.

Otoritas pengatur sekaligus pengawas industri keuangan ini akan membolehkan investor asing memiliki lebih dari 40 persen saham bank lokal. Syaratnya: investor wajib mengakuisisi lebih dari satu bank, dari tujuh bank yang memiliki tata kelola perusahaan (GCG) rendah.

Gambarannya begini. Setelah mengakuisisi satu bank, investor berkewajiban mengakuisisi dua atau tiga bank lagi untuk dimerger. Jika syarat ini dipenuhi, investor berhak menggenggam saham lebih dari 40 persen.

Masterplan ini juga akan menjadi cetak biru bagi seluruh bank, termasuk bank milik pemerintah (BUMN). Khusus BUMN, OJK kini sedang memproses penetapan bank yang bakal mewakili Indonesia di peta perbankan ASEAN atau biasa disebut Qualified Asean Bank (QAB). "Sudah ada calonnya. Bisa dua atau tiga bank BUMN yang masuk," imbuh Gandjar.

Lewat MPJKI pula, OJK juga menginginkan peran Bank Pembangunan Daerah (BPD) membesar, khususnya terhadap perekonomian daerah.

OJK ingin tercipta aliansi strategis antar BPD, semisal dalam wujud konsolidasi likuiditas dan permodalan. "Dimungkinkan juga bank swasta membeli saham BPD sepanjang pemerintah daerah menyetujui," jelas Gandjar.

Glen Glenardi, Direktur Utama Bank Bukopin bilang, pemangkasan jumlah bank tidak serta merta mendorong bisnis bank. Sebab, persaingan antar bank tetap ketat. Tetapi, Roy A. Arfandy, Plt. Direktur Utama Bank Permata menilai, pengurangan jumlah bank adalah tepat. Sebab, jumlah bank yang ada saat ini terlalu banyak.  (Adhitya Himawan, Dessy Rosalina, Issa Almawadi, Nina Dwiantika)        

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Whats New
Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Whats New
Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com