Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini 10 PR Ekonomi Jokowi "Warisan" SBY

Kompas.com - 27/11/2014, 12:02 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Institute for Development Economy and Finance (Indef) menggelar seminar akhir tahun evaluasi satu dekade perekonomian domestik dan proyeksi ekonomi 2015. Ekonom senior Indef, Ahmad Erani Yustika, menyampaikan, ada 10 hal yang masih menjadi "pekerjaan rumah" (PR) pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla, "warisan" dari pemerintahaan Susilo Bambang Yudhoyono.

Pertama adalah soal ketimpangan yang makin lebar. Rasio gini selama 10 tahun terakhir turun menjadi 0,5. Indeks gini ini biasanya digunakan untuk mengukur kesenjangan pendapatan dan kekayaan suatu negara. Dengan indeks gini di atas 0,4, ketimpangan di Indonesia tergolong tinggi.

Kedua, adanya deindustrialisasi. Konstribusi sektor industri terhadap PDB menurun.

Ketiga, lanjut Erani, selama 10 tahun terakhir, neraca perdagangan melorot. Pada 2004, neraca perdagangan surplus 25,06 miliar dollar AS, menjadi defisit 4,06 miliar dollar AS pada 2014.

"PR keempat, pertumbuhan ekonomi kita memang tinggi, tetapi tidak menciptakan lapangan kerja. Elastisitas 1 persen growth dalam membuka lapangan kerja turun dari 436.000 menjadi 164.000," kata Erani, Kamis (27/11/2014).

Efisiensi ekonomi semakin memburuk, ditandai dengan semakin tingginya indeks ICOR, dari 4,17, menjadi 4,5. "Faktor pendorong inefisiensi adalah inefisiensi birokrasi, korupsi, dan keterbatasan infrastruktur," ucap dia.

Pekerjaan rumah pemerintah Jokowi adalah menaikkan tax ratio, menjadi 16 persen pada 2019. Sepanjang pemerintahan SBY, tax ratio turun 1,4 persen.

Erani juga mengatakan, PR ketujuh Jokowi ialah meningkatkan kesejahteraan petani. Nilai tukar petani selama 10 tahun terakhir turun 0,92. Kedelapan adalah soal utang pemerintah yang kian mencemaskan.

"PR kesembilan itu keseimbangan primer kita. Pada 2004, surplus 1,83 persen, tetapi pada 2013 defisit 1,19 persen. Terakhir, postur APBN yang semakin tidak proporsional, boros, dan semakin didominasi pengeluaran rutin dan birokrasi," ujar dia.

Skor 10-6
Meski banyak PR yang ditinggalkan, Direktur Eksekutif Indef, Enny Sri Hartati, menilai, ada enam indikator kinerja ekonomi yang mengalami perbaikan selama pemerintahan SBY.

"Jadi, skornya 10-6. PR yang ditinggalkan ada 10, tapi ada perbaikan di enam indikator ekonomi," kata Enny.

Pertama, selama 10 tahun terakhir, angka pertumbuhan ekonomi RI masih tinggi di antara 5-6 persen. Kedua, investasi juga meningkat dari 23 persen pada 2004 menjadi 31 persen pada 2013. Indikator yang menunjukkan perbaikan ketiga ialah kinerja perbankan.

Perkembangan aset rata-rata tumbuh 16,44 persen, DPK 15,88 persen, dan penyaluran kredit 21,62 persen. "Keempat, persentase angka kemiskinan menurun, dari 16,66 persen pada 2004, menjadi 11,25 persen pada 2014," lanjut Enny.

Keberhasilan kelima ialah menurunnya tingkat pengangguran terbuka dan meningkatkan pekerja formal naik dari 29,38 persen menjadi 39,90 pada 2013. Terakhir, meningkatnya indeks pembangunan manusia (IPM) dari 68,7 menjadi 73,45 pada 2013.

Baca juga: Pengusaha Mendominasi Istana?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Anak Usaha Kimia Farma Jadi Distributor Produk Cairan Infus Suryavena

Anak Usaha Kimia Farma Jadi Distributor Produk Cairan Infus Suryavena

Whats New
Cara Cek Formasi CPNS dan PPPK 2024 di SSCASN

Cara Cek Formasi CPNS dan PPPK 2024 di SSCASN

Whats New
Pertamina Patra Niaga Apresiasi Polisi Ungkap Kasus BBM Dicampur Air di SPBU

Pertamina Patra Niaga Apresiasi Polisi Ungkap Kasus BBM Dicampur Air di SPBU

Whats New
HMSP Tambah Kemitraan dengan Pengusaha Daerah di Karanganyar untuk Produksi SKT

HMSP Tambah Kemitraan dengan Pengusaha Daerah di Karanganyar untuk Produksi SKT

Whats New
BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

Work Smart
Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Whats New
Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com