Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tim Anti-mafia Migas Ditantang Kaji Rencana Pemerintah Impor Minyak Angola

Kompas.com - 27/11/2014, 15:07 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Tim Reformasi Tata Kelola Migas diharapkan untuk tidak hanya lakukan kajian terhadap anak usaha PT Pertamina (Persero), yakni Petral, tetapi juga lakukan kajian terhadap rencana pemerintah untuk mengimpor minyak dari Sonangol EP, Angola.

"Saya merasa perlu adanya kajian, dalam arti supaya ini transparan, apakah konsep GCG (good corporate governance)-nya sudah berjalan transparan. Dikaji rencananya, meskipun sudah ada pernyataan di awal. Apa salahnya kalau untuk kebaikan, apalagi kalau ada kecurigaan," ungkap Direktur Eksekutif Indonesia Resources Studies Marwan Batubara, ditemui di sela-sela seminar akhir tahun Indef, Kamis (27/11/2014).

Marwan merasa ada kejanggalan dari rencana pemerintah untuk mengimpor langsung minyak dari Angola. "Yang saya khawatir bahwa bagi Sudirman Said sendiri, impor minyak Angola itu tidak diproses sesuai dengan wewenang yang dimiliki oleh ESDM dan mungkin di Pertamina," lanjut Marwan.

Jika pemerintah beralasan bahwa impor minyak lebih murah karena government to government (G2G), Marwan mempertanyakan dari mana kerja sama itu dimulai, atau siapa yang melaksanakannya. "Kan ini tiba-tiba dicangkokkan saja kebijakan itu. Kebijakan itu tiba-tiba saja harus disampaikan oleh Pak Sudirman. Padahal, kementerian beliau itu tidak terlibat dari awal. Ini kan sudah menunjukkan ada sesuatu yang terlalu dipaksakan," ujar Marwan.

Meski belum direalisasikan, menurut Marwan, pemerintah bisa menunjukkan sikap tegas jika memang ingin memberantas mafia migas. Pemerintah menurutnya juga harus legawa, jika rencana mengimpor migas dari Sonangol EP dikaji oleh tim anti-mafia migas. "Pak Jokowi harus tegas, seandainya pun itu pendukungnya," tandas Marwan.

Sebagaimana diketahui, pemerintah membentuk tim anti-mafia migas dengan nama Tim Reformasi Tata Kelola Migas, yang diketuai oleh Faisal Basri. Tim akan bekerja enam bulan dan memberikan rekomendasi untuk membenahi tata kelola migas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kementerian ATR/BPN Bidik Target Reforma Agraria Tercapai Tahun Ini

Kementerian ATR/BPN Bidik Target Reforma Agraria Tercapai Tahun Ini

Whats New
BRI Bakal Ambil Langkah Hukum soal Konten Ajakan Tarik Uang dari Bank

BRI Bakal Ambil Langkah Hukum soal Konten Ajakan Tarik Uang dari Bank

Whats New
Soal Uang Hilang di Tabungan, Ekonom Sebut Perbankan Punya Pengawasan Ketat

Soal Uang Hilang di Tabungan, Ekonom Sebut Perbankan Punya Pengawasan Ketat

Whats New
PetroChina Dinilai Konsisten Tingkatkan Kompetensi Perajin Batik dan Dorong Literasi di Jambi

PetroChina Dinilai Konsisten Tingkatkan Kompetensi Perajin Batik dan Dorong Literasi di Jambi

Whats New
Wamen BUMN: Emas Bukan Aset 'Sunset'

Wamen BUMN: Emas Bukan Aset "Sunset"

Whats New
Peleburan 7 BUMN Karya Ditargetkan Rampung September 2024

Peleburan 7 BUMN Karya Ditargetkan Rampung September 2024

Whats New
Relaksasi Harga Gula Akan Berakhir, Pengusaha Ritel Berharap Stok Terjamin

Relaksasi Harga Gula Akan Berakhir, Pengusaha Ritel Berharap Stok Terjamin

Whats New
Komitmen Dorong Inklusi Keuangan, Bank Mandiri Perkuat Peran Mandiri Agen

Komitmen Dorong Inklusi Keuangan, Bank Mandiri Perkuat Peran Mandiri Agen

Whats New
Resmikan The Gade Tower, Wamen BUMN: Jadi Simbol Modernisasi Pegadaian

Resmikan The Gade Tower, Wamen BUMN: Jadi Simbol Modernisasi Pegadaian

Whats New
Kemenperin Kasih Bocoran soal Aturan Impor Ban

Kemenperin Kasih Bocoran soal Aturan Impor Ban

Whats New
Pengusaha Ritel: Pembatasan Pembelian Gula Bukan karena Stok Kosong

Pengusaha Ritel: Pembatasan Pembelian Gula Bukan karena Stok Kosong

Whats New
Luhut Minta Penyelesaian Lahan di IKN Tak Rugikan Masyarakat

Luhut Minta Penyelesaian Lahan di IKN Tak Rugikan Masyarakat

Whats New
Prudential Indonesia Rilis Produk Asuransi Kesehatan PRUWell, Simak Manfaatnya

Prudential Indonesia Rilis Produk Asuransi Kesehatan PRUWell, Simak Manfaatnya

Whats New
Kunjungi IKN, Luhut Optimistis Pembangunan Capai 80 Persen pada Agustus 2024

Kunjungi IKN, Luhut Optimistis Pembangunan Capai 80 Persen pada Agustus 2024

Whats New
Wamendes PDTT: Urgensi Transmigrasi dan Dukungan Anggaran Perlu Ditingkatkan

Wamendes PDTT: Urgensi Transmigrasi dan Dukungan Anggaran Perlu Ditingkatkan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com