Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenperin Revisi Pertumbuhan Industri 2015

Kompas.com - 04/12/2014, 19:13 WIB
Agung Kurniawan

Penulis

Jakarta, Kompas.com - Menjelang pengunjung tahun 2014, Kementerian Perindustrian memprediksi kondisi perekonomian Indonesia, khususnya sektor industri pengolahan masih akan tumbuh positif. Tapi, pertumbuhan yang diproyeksikan sebelumnya dipastikan direvisi, lebih kecil dari sebelumnya.

"Dari hasi perhitungan kami, dengan memperhatikan kenaikan BBM dan pengaruhnya masih akan terasa dalam tiga sampai enam bulan ke depan, maka target pertumbuhan industri tahun depan hanya 6,1 persen, dari semula 6,8 persen, jadi ada sedikit koreksi" jelas Sekertaris Jenderal Kemenperin Ansari Bukhari di Kantor Kemenperin, Rabu (3/12/2014) malam.

Menurut Ansari, pertumbuhan industri manufaktur periode Januari-September (kumulatif hingga kuartal tiga) 2014, mencapai 5,30 persen, lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi periode yag sama, yakni 5,11 persen. Beberapa cabang industri yang industri yang mengalami pertumbuhan tertinggi, antara lain dicapai oleh sektor Makanan Minman dan Tembakau mencapai 8,80 persen.

Kedua, Industri Barang Kayu dan Hasil Hutan Lainnya tercatat naik 7,27 persen, sektor Kertas dan Barang Cetakan mencapai 5,12 persen, sedangkan Industri Barang Lainnya mecapai 10,77 persen.

"Paling besar pengaruhnya itu industri makanan dan minuman (dan tembakau) yang menyumbang terhadap pertumbuhan industri pengolahan nasional itu hingga 35 persen," tukas Ansari.

Sedangkan untuk tahun ini, Kemenperin memprediksi pertumbuhan industri manufakur akan mampu mencapai 5,7 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com