Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asian Agri: Industri Kelapa Sawit Berpotensi Besar Sumbangkan Energi Listrik

Kompas.com - 05/12/2014, 06:09 WIB
Icha Rastika

Penulis


SINGAPURA, KOMPAS.com -
Industri kelapa sawit dinilai berpotensi besar untuk berkontribusi menyukseskan program pemerintah yang menargetkan pembangunan listrik 35.000 megawatt. Di samping menghasilkan minyak, perusahaan kelapa sawit bisa mengelola sampah produksi menjadi bio massa untuk listrik.

"Besar potensi industri kelapa sawit masuk ke dalam dan jadi penyumbang energi. Banyak perusahaan yang sudah masuk ke bio gas untuk bahan produksi listrik. Di Asian Agri kita juga masuk. Kita memiliki lima pabrik bio gas dan akan kita tambahkan terus tiap tahun beberapa unit," kata Managing Director PT Asian Agri, Kelvin Tio dalam acara workshop yang digelar Raja Garuda Emas di Singapura, Kamis (4/11/2014).

Ia juga menilai pemerintah telah membuat kebijakan yang baik yang mendorong swasta berperan dalam menyediakan listrik. Kebijakan tersebut salah satunya menetapkan tarif jual energi listrik yang dihasilkan dari bio gas atau bio massa. Nantinya, pemerintah melalui PLN akan membeli listrik yang dihasilkan perusahaan swasta melalui standar harga jual yang ditentukan tersebut.

"Itu peraturan baku ESDM dan yang paling penting, tidak ada proses tendernya. Sudah sesuai dengan tarif pemerintah dan bisa jual ke PLN sepanjang ada penyambung (listrik) ke mereka, itu sangat baik," sambung Kelvin.

Saat ini, Asian Agri mengelola 160.000 hektar lahan kelapa sawit. Lahan ini terdiri dari 100.000 hektar kepemilikan, dan 60 hektare lahan milik petani yang dibina Asian Agri.

Seperti diberitakan sebelumnya, pemerintah mendorong pertumbuhan independent power producer (IPP) atau perusahaan pembangkit listrik swasta dalam memenuhi target pembangunan listrik 35.000 megawatt. Program pembangunan listrik ini merupakan salah satu program yang diunggulkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Jusuf Kalla.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Whats New
Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Whats New
Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Whats New
Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Spend Smart
Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com